By GusAr
23 April 2023
SuratanBali.Com, KARANGASEM - 4 Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali masing - masing mensosialisasikan Program Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali, Wayan Koster saat Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster pada, Sabtu (22/4) menggelar aksi sosial "Menyapa dan Berbagi" di 4 Kecamatan yang ada di Kabupaten Karangasem, yakni di Wantilan Pura Puseh, Desa Adat Yeh Poh-Desa Manggis, di Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara - Kecamatan Selat, di Wantilan Pura Taman Sari Banjar Sigar, Desa Nongan - Kecamatan Rendang, dan di Gedung Serba Guna, Desa Adat Tangkup Anyar Desa Tangkup - Kecamatan Sidemen.
4 Kepala OPD Pemprov Bali tersebut, masing - masing mengaungkan Peran Pemerintah Desa Mensejahterakan Masyarakat, Membatasi Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, Mengelorakan Sistem Pertanian Organik, Mensosialisasikan Penguatan Desa Adat di Bali, dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali mengkampanyekan Penanganan Stunting.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Bali, I Putu Anom Agustina menyatakan pemerintah desa adalah pemerintah terdepan dalam memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan manajemen pemerintah desa, yakni perencanaan kemajuan desa dengan cara melakukan koordinasi atau musyawarah desa yang juga mengikutsertakan masyarakat secara matang, maka pelaksanaan pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat akan terwujud.
Sementara Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra menyampaikan kepada masyarakat Desa Duda Utara bahwa penguatan dan fungsi Desa Adat melalui membuat regulasi dan payung hukum, memberikan anggaran dana Rp 300 juta untuk masing-masing Desa Adat. Di Bali ada dua desa (desa adat dan desa dinas) memiliki tujuan yang sama, yakni mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa baik sekala dan niskala. Dan desa memiliki kewajiban untuk melayani dan mensejahterakan masyarakatnya, dan sebagai ujung tombaknya maka pimpinan desa harus juga mendapatkan pengawasan yang baik dari masyarakatnya, agar kedua desa ini tetap berdampingan rukun.
Pihaknya juga mengajak para penglingsir untuk bersama menjaga keberadaan tari sakral, agar tidak dipentaskan secara gamblang (disajikan untuk publik, namun dibuatkan aturan agar dipentaskan pada kegiatan atau upacara sakral saja).
Kemudian, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja juga turut menyampaikan terkait kesadaran kita semua untuk turut serta menjaga kelestarian dan tumbuh kembang pepohonan di wilayah hutan. Karena hutan dipercaya untuk menjaga tanah Bali untuk tetap kokoh melalui akar-akar pohon yang ada di bawah tanah, dimana memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan aliran air dibawah tanah. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat yang tangkil ke Pura Besakih atau Pura mana saja untuk turut menjaga kebersihan areal pura, setidaknya jangan membuang sampah makanan sembarangan, dan tidak meninggalkan sampah bunga setelah melaksanakan persembahan. "Mari kita ikut mengendalikan diri untuk tidak menggunakan plastik dan tidak menambah plastik terbuang di sembarang tempat. Mari kita memulai diri untuk ramah terhadap lingkungan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada menyampaikan bahwa saat ini sedang menerapkan Sistem Pertanian Organik yang tertuang ke dalam Perda Nomor 8 Tahun 2019 yang bertujuan untuk mendapatkan pangan yang sehat dan bebas bahan kimia. Pupuk Organik Cair juga sedang digalakkan untuk menyuburkan kembali tanah pertanian yang sebelumnya lebih banyak menggunakan pupuk kimia, karena akan mempengaruhi rendemen gabah yang menjadi tinggi. Dan cenderung hasilnya akan terjual dengan harga yang lebih mahal karena produk organik sudah melawati Lembaga Sertifikat Organik.
Ditambahkannya, bagi peternak untuk terus mengutamakan kesehatan binatang peliharaannya termasuk kandangnya dibersihkan secara berkala dan rutin setiap hari. Selain itu, jika ingin mengkonsumsi daging berkaki empat (babi atau sapi) agar dimasak matang dan bersih agar aman untuk dikonsumsi, hal ini dimaksudkan menghindari penyakit meningitis, yang kemudian menimbulkan bakteri membahayakan, menyerang dan mematikan otak. Selain itu bagi masyarakat yang memiliki anjing, kucing, kera dan kelelawar (hewan berdarah panas) untuk merawat dengan baik dan mengandangkan di rumah.
Selanjutnya, Ni Luh Putu Sukarini selaku Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali mengingatkan ibu-ibu hamil untuk menjaga pola makanan agar tidak terkena anemia akut, tidak Kekurangan Energi Kronis (KEK) dalam rangka menghindari bayi lahir stunting. Sehingga penting bagi pasangan muda untuk hidup saling menyayangi dan menjauhi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan kesehatan lahir dan batin terutama yang perempuan.SB/REDAKSI