SuratanBali.Com, DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Nyoman Gede Anom memberikan edukasi terkait penanganan pemcegahan rabies saat mendampingi Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster tampil sebagai narasumber pada dialog "Penangulangan Rabies Berbasis Keluarga" secara LIVE di RRI Denpasar, Kamis (26/1).
Dalam paparannya, dr. Anom menjelaskan tentang tata laksana penanganan gigitan anjing pada manusia. “Ketika digigit anjing, segera cuci luka pada air mengalir dengan menggunakan deterjen. Karena virus penyebab rabies terbukti akan mati oleh sabun. Setelah itu tambahkan antiseptic lanjut periksa ke pusat layanan kesehatan untuk mendapat penanganan, termasuk vaksinasi,” urainya.
Pada kesempatan itu, dr. Nyoman Gede Anom juga mengingatkan bahwa penularan rabies bukan hanya terjadi karena gigitan, tapi bisa melalui paparan air liur hewan tertular rabies pada luka terbuka, lalu segera lakukan pengecekan secara medis sebelum terjadi gejala klinis di masa inkubasi (selama 2 Minggu - 2 bulan setelah digigit). "Intinya penularannya dapat terjadi melalui air liur hewan rabies. Namun akan lebih baik bagi pemilik anjing untuk melakukan vaksinasi rabies secara berkala terhadap peliharaannya," ujarnya seraya menyatakan pada tahun 2022 terdapat 34.858 korban gigitan anjing dan 680 korban yang terindikasi virus rabies, sementara di tahun 2022 lalu terdapat 22 korban jiwa akibat virus rabies. Apabila dilihat secara menyeluruh, di tahun 2008 terdapat 192 korban jiwa yang meninggal akibat virus rabies.SB/REDAKSI
Bagikan