By GusAr
24 June 2023
SuratanBali.Com, BANGLI - Pasikian Paiketan Krama Istri Desa Adat (PAKIS) MDA Provinsi Bali dibawah kepemimpinan Manggala Utama PAKIS Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster kembali menggelar acara Tresna Lan Punia di Kabupaten Kelima yakni Bangli.
Acara sosial yang membantu masyarakat kurang mampu ini berlangsung di Museum Geopark Batur, Kintamani, Bangli, Jumat, (Sukra Kliwon, Tolu) 23 Juni 2023, setelah sebelumnya acara serupa digelar di empat Kabupaten yaitu di Karangasem, Tabanan, Jembrana, serta Klungkung.
Sebelumnya Ny. Putri Suastini Koster yang juga sebagai Ketua TP PKK, mengawali pagi hingga senja pada hari yang sama dengan kegiatan Aksi Sosial Menyapa dan Berbagi di empat wilayah Desa di Kecamatan Kintamani yakni Desa Adat Katung, Desa Sekaan, Desa Daup dan Desa Belantih.
Dalam kegiatan Tresna lan Punia ini, Istri Gubernur Bali, Wayan Koster bersama PAKIS Bali menyerahkan bantuan kepada 150 warga yang terdiri dari lansia, ibu hamil, disabilitas, krama istri, pecalang dan yowana. Bantuan yang disalurkan sebanyak 3 ton beras, 300 liter minyak goreng, 150 krat telur dan susu. Sehingga masing - masing penerima mendapatkan 20 kg beras, 2 liter minyak goreng serta satu krat telur dan satu box susu. Selain sembako juga disalurkan bantuan berupa bibit tanaman sayur dan buah.
Dalam sambutannya, pendamping orang nomor satu di Bali yang akrab disapa Bunda Putri ini mengingatkan pentingnya penguatan keberadaan desa adat di Bali sebagai pondasi pengembangan, perlindungan, dan pelestarian adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang hingga saat ini serta telah menyatu dalam kehidupan keseharian masyarakat Bali. Disamping juga bisa menjadi sarana dalam percepatan penanganan berbagai permasalahan sosial, ekonomi, kesehatan hingga kebencanaan.
"Kenapa kita di Bali dinilai sangat cepat dalam menanggulangi permasalahan yang sedang dialami seperti bencana alam, kesehatan, stunting, sepertinya mudah ditangani, padahal tidak. Kita lakukan dengan penuh perhitungan, dan dengan keberadaan desa adat yang dilandasi filosofi konsep Sagilik-Saguluk Salunglung Sabayantaka, Paras-Paros Sarpanaya, Saling Asah, Asih, dan Asuh, kita bersatu-padu, saling mengingatkan, saling menyayangi, serta saling tolong-menolong maka permasalahan pun cepat teratasi. Bak sapu lidi, jika hanya satu lidi tidak akan ada manfaatnya, tapi jika sudah disatukan menjadi seikat sapu maka akan kuat dan bermanfaat," cetus Bunda disambut antusias dukungan para peserta.
Bunda Putri yang dikenal sebagai seniman multitalenta ini lebih jauh mengungkapkan penguatan terhadap desa adat di Bali salah satunya didukung oleh terbentuknya PAKIS Bali yang baru terbentuk sekitar 2 tahun 9 bulan, didasari payung hukum Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali.
"Ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi PAKIS Bali merupakan istri - istri mulai dari tingkat para Bendesa Adat, Manggala Alitan MDA, Manggala Madya MDA, hingga Manggala MDA Provinsi Bali, memiliki tugas untuk mendampingi dalam melestarikan adat budaya dan tradisi yang diwarisi oleh para leluhur di tengah gempuran modernisasi agar tetap lestari. Jika seorang pemimpin merencanakan hal - hal yang baik untuk masyarakatnya, kita sebagai sebagai seorang istri harus mendukung dengan kecerdasan yang dimiliki. Dengan penguasaan pengetahuan dan wawasan yang memadai, membantu suami untuk dapat menciptakan, membuat program - program, kegiatan - kegiatan yang membawa kesejahteraan dan kemajuan keluarga dan masyarakat yang dipimpinnya," ujar Bunda Putri.
Disamping itu, PAKIS Bali adalah sebagai wadah tempat berdiskusi, berdialog dan melakukan koordinasi dalam rangka menyerap aspirasi serta permasalahan - permasalahan yang dihadapi di Desa Adat, sehingga permasalahan yang ada dapat dicarikan solusinya, dan yang lebih penting yakni mendukung program - program serta kebijakan yang sedang diselenggarakan pemerintah provinsi Bali dan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota masing - masing.
Hal senada terkait penguatan keberadaan desa adat di Bali disampaikan Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali, IGAK Kartika Jaya Saputra bahwa penguatan desa adat sangat penting, karena desa adat sebagai wadah adat, tradisi, seni, dan budaya, sehingga tidak boleh retak bahkan pecah.
"Desa adat dibentuk oleh lelangit, leluhur, para Rsi orang - orang suci, jadi harus ditegakkan dan dikelola secara sekala dan niskala. Dalam hal ini, pemerintah provinsi Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster dengan visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali telah melakukan banyak hal - hal konkrit yang mendukung penguatan desa adat kita di Bali. Diantaranya penerbitan regulasi berupa SE, Perda dan Pergub, membentuk Dinas PMA, mendirikan gedung MDA beserta fasilitas sarana prasarana perkantoran hingga kendaraan operasionalnya, APBD Semesta Berencana, hibah untuk MDA, serta BKK untuk desa adat," pesan Kadis Kartika Jaya Saputra.
Empat faktor desa adat yang menurutnya harus diperkuat yakni sisi keprajuruan/kepemerintahan/kelembagaannya yang harus melaksanakan fungsinya secara tepat; penguatan ekonominya krama adat melalui lembaga LPD dan BUPDA yang dimiliki desa adat; Membangun kerjasama antara desa adat dengan desa dinas sehingga bersatu menjadi benteng ujung tombak keberadaan Bali; serta Penguatan keamanan desa adat melalui pecalang.SB/REDAKSI