SuratanBali.Com, DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster dihadapan Ketua Tim Kunjungan Kerja Legislasi RUU EBET yang sekaligus menjadi Anggota Komisi VII DPR RI, Willy M Yoseph dan dihadapan Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto pada, Kamis (Wraspati Pon, Landep) 3 Nopember 2022 di PT. PLN (Persero) UID Bali, Denpasar menegaskan pembangkit tenaga listrik di Bali sedang arahkan untuk dijadikan berbahan bakar Energi Baru Terbarukan (EBT) dan tidak mengijinkan lagi PLN untuk membangun tenaga listrik berbasis fosil.
“Saya sudah bicara dengan Direksi PT. PLN dan Bapak Menteri ESDM untuk menghentikan pembangunan pembangkit tenaga listrik berbasis fosil di Bali. Jadi semua yang dibangun, harus bertransisi ke energi bersih, mininum dengan gas,” jelas mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini seraya menginformasikan di tahun 2021 sudah selesai terbangun pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 100 MW dan siap dioperasikan untuk Presidensi G20 di Bali. Sedangkan lagi 100 MW akan mulai dibangun pada tahun 2023.
Dikatakannya juga, bahwa Bali saat ini memiliki ketersediaan listrik 1.400 MW, tetapi 340 MW listriknya disuplai dari Paiton melalui kabel bawah laut. Buat kami di Bali, itu kurang bagus, karena Bali yang wilayahnya kecil, namun sebagai destinasi wisata dunia, maka Bali harus memiliki kepastian ketersediaan energi yang permanen dan berkelanjutan atau jangan membuat ketergantungan.
"Kalau terjadi kerusakan pasokan listrik di luar, Bali bisa gelap dan citra pariwisata Bali akan buruk dimata dunia. Sehingga kedepan, Bali harus membangun pembangkit tenaga listrik yang betul-betul berbasis pada energi bersih, minimun berbahan gas," jelas Gubernur Bali jebolan ITB ini.SB/REDAKSI
Bagikan