By GusAr
07 November 2022
SuratanBali.Com, DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan dirgahayu dan dirgayusa kepada Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih (PW-AWBP) yang telah memperingati HUT ke-14 PW-AWBP, pada Minggu (Redite Umanis, Ukir) 6 Nopember 2022 di Gedung Dharma Alaya, Denpasar.
Dalam sambutannya, Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih Provinsi Bali untuk berbhakti kepada Bhisama Mpu Sedah yang telah dibacakan dalam peringatan HUT ke-14 Paiketan Warga AWBP. “Saya meyakini semua pesemetonan di Bali memiliki pesan-pesan yang baik dalam bhisama-nya. Untuk itu, Saya harap pesan tersebut dijalankan dengan baik dan secara parasparos sarpanaya salunglung sabayantaka, karena yang menata dan membangun Bali ini adalah orang – orang suci, sakti, dan hebat luar biasa,” kata Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng sembari meminta agar pesan Bhisama ini disosialisasikan kepada anak – anak cucu kita untuk dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan di masa yang akan datang.
Sejalan dengan pesan Bhisama Mpu Sedah, Gubernur Bali mengajak Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih untuk ikut bertanggungjawab untuk membangun Bali yang sedang dijalankan saat ini dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui nilai – nilai kearifan lokal Sad Kerthi yaitu enam sumber utama kesejahteraan dan kebahagiaan untuk kehidupan manusia yang meliputi Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.
Dalam pembangunan di Bali, yang menjadi prioritas utama adalah memperkuat dan memajukan Adat Istiadat, Tradisi, Seni Budaya dan Kearifan Lokal Bali yang didasari oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali, Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. “Astungkara penguatan Desa Adat, memajukan budaya Bali, pengunaan Aksara Bali dan busana Adat Bali sudah berjalan sebagai modal utama kita di Bali untuk menata bidang – bidang kehidupan di Pulau Dewata. Kalau budaya di Bali tidak menjadi prioritas terlebih dahulu, maka pembangunan yang lain tidak akan menemukan arah dan kerangka yang tepat sesuai dengan unteng-nya gumi Bali,” kata mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini seraya menegaskan dalam pembangunan di Bali juga berpedoman pada Bhisama Lontar Batur Kalawasan yang memiliki pesan hidup saling menghidupi, urip saling menguripi dengan menyatu bersama alam.
Untuk menjaga taksu Bali, Gubernur Bali, Wayan Koster mendapatkan apresiasi tepuk tangan dari Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih, karena dengan niatnya yang fokus, tulus, dan lurus serta tanpa diminta, orang nomor satu di Pemprov Bali ini berinisiatif memuliakan tempat suci dari Ida Bhatara Dang Hyang Siddhi Mantra dengan melakukan pemugaran Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek. Kemudian dari spirit beliau, Saya menolak dengan tegas rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Jawa dan Bali, karena memiliki nilai sejarah yang bersifat spiritual, sangat sakral dan tidak bisa dilanggar.
Applause tepuk tangan juga diberikan oleh Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih terhadap era kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster, karena telah membangun infrastruktur monumental dan fundamental yang meliputi Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, Shortcut SingarajaMengwitani, Pelabuhan Segitiga Sanur di Denpasar, Sampalan di Nusa Penida, dan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Klungkung, Bali Maritime Tourism Hub, Bendungan Sidan di Badung, Bendungan Tamblang di Buleleng, Pembangkit Listrik menuju Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih, Turyapada Tower KBS 6.0, dan membangun Jalan Tol GilimanukMengwi, serta membangun transformasi ekonomi dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali.SB/REDAKSI