"Pembangunan PKB yang akan dibangun di Gunaksa sangat kami dukung. Sebelumnya kami pernah mendiskusikan pembangunan ini dengan Prof. I Made Bandem. Sebetulnya proyek besar PKB ini juga diperebutkan oleh Kabupaten lain di Bali. Cuma kesimpulannya diputuskan di Klungkung dan secara historis sangat nyambung, karena Klungkung merupakan tempat pusat kebudayaan Bali yang pernah berkembang hingga mencapai masa keemasaannya pada era Kerajaan Gelgel, tepatnya dalam pemerintahan Raja Dalem Waturenggong," demikian kata seniman sekaligus budayawan asli Klungkung, I Dewa Gede Alit Saputra, Jumat (2/4).
Kata perintis sekaligus Ketua Komunitas Seni Sanggar Kayonan asal Desa Adat Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod, Kecamatan Klungkung ini, bahwa kalau PKB ini dikembalikan ke aslinya di Klungkung, maka sangat tepat sekali. Sekaligus ini akan menjadi momentum untuk mengingatkan kita semua bahwa Klungkung pernah jaya kebudayaannya di masa silam.
Untuk itu apabila PKB ini berdiri di Klungkung, I Dewa Gede Alit Saputra berharap kedepannya segala hasil kebudayaan orang bali bisa dipamerkan dan diperkenalkan ditempat tersebut secara kompleks. Sehingga tidak sekedar menjadi tempat seni pertunjukan, seni rupa dan tempat seni kerawitan. Namun PKB ini diharapkannya mampu menampilkan (sejenis demo praktek, red) aktivitas masyarakat Bali menenun kain. Kemudian budaya agraris, orang megibung, mebat juga bisa dibuatkan demo prakteknya di PKB, sehingga semua orang yang berkunjung ke PKB akan mengetahui secara detail hasil kebudayaan Bali dengan menyeluruh.
"Kalau di Jakarta ada TMII, maka di PKB perlu ditampilkan segala aktivitas seni budaya di Bali, apalagi arealnya di desain sangat luas," tambahnya.
Disisi lain dengan adanya penetapan lokasi PKB di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung, I Dewa Gede Alit Saputra menilai PKB akan menjadi tempat diberdayakannya orang-orang Klungkung secara dominan, karena sebagai tuan rumah. "Jadi jangan dilihat potensi seniman akademis dan prakteknya saja yang harus tampil di PKB, namun SDM di Klungkung perlu diberdayakan sekaligus menjadi ajang untuk melatih jiwa seninya. Sehingga orang Klungkung memiliki taksu seni," ungkapnya.
Bahkan PKB ini diharapkannya menjadi momentum untuk melestarikan kesenian Bali yang saat ini dalam keadaan tenggelam. Contohnya saja, di Klungkung terdapat Kesenian Arja yang pertama kali berkembang di Keraton Smarajaya dengan mengisahkan kerajaan Klungkung. "Jadi Seni Arja khas Keraton Smarajaya ini saya harap bisa tampil perdana, ketika PKB ini diresmikan nantinya. Karena Seni Arja sekarang sudah redup," pesan Dewa Gede Alit Saputra.SB/REDAKSI