By GusAr
03 July 2023
SuratanBali.Com, DENPASAR - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Putri Koster membuka acara Fashion Show serangkaian Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 6 Tahun 2023 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Senin (3/7) yang dihadiri Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra, Ketua WHDI Gianyar, Ny. Diana Dewi Agung Mayun, Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, I Dewa Gede Alit Mudiarta, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Made Teja, dan organisasi wanita serta undangan lainnya.
Ny. Putri Koster dalam sambutannya mengajak para konsumen untuk cerdas dalam membeli produk kerajinan, jangan sampai kita membeli produk tiruan yang akan merugikan diri kita sendiri (perajin / pelaku UMKM, red). Jika dulu pedagang yang menjual produk yang mempengaruhi selera konsumen, maka sekarang justru sebaliknya konsumen supaya lebih cerdas dan bisa mempengaruhi produk yang dijual para pedagang.
Konsumen harus cerdas dalam berbelanja, hanya membeli produk kerajinan asli yang diproduksi para perajin kita di Bali. Sebagai contoh, misalnya produsen membuat kain bordir yang mencuri motif songket dimana produk tersebut ilegal dan melanggar hukum, baik produsen maupun penjualnya bisa terkena pasal dalam undang undang hak cipta.
Untuk itu kita sebagai konsumen perhatikan baik - baik, apakah kain yang saya pakai merugikan Bali? Apakah kain yang Saya pakai melunturkan dan menghilangkan warisan? Kalau iya, maka sebagai konsumen kita jangan membelinya dan jangan memakainya. Ketika konsumen tidak membeli ataupun memakai maka para pedagang tidak menjualnya dan tentu saja para produsen juga tidak memproduksinya. Para konsumen mesti cerdas, fanatisme kedaerahan, bukanlah fanatisme yang sempit, tapi justru akan mengentalkan kebhinekaan dari karya - karya para perajin seluruh nusantara.
Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menekankan pada dampak yang akan terjadi ketika kain tenun tradisional kita ditenun atau dibuat di daerah lain. Selain kita akan kehilangan tenaga kerja karena tidak akan ada lagi yang menenun, pasar kita juga diambil karena pasar dipenuhi dengan kain tenun buatan luar Bali.
Hal ini tidak hanya berdampak pada kekuatan ekonomi Bali tetapi juga generasi mendatang tidak akan ada yang mengenal lagi menenun dan tenun tradisional kita akan hilang dan digantikan dengan tenun hasil buatan daerah lain. Untuk itu permasalahan ini kita harus tangani bersama, tidak hanya masyarakat yang bergerak dalam bisnis kerajinan tetapi juga masyarakat selaku konsumen harus turut bergerak bersama menggunakan tenun hasil kerajinan para penenun kita. Satu baju atau kain yang kita beli satu perajin sudah sejahtera. Untuk itu mari kita guyub bersama, lakukan secara kontinyu dan konsisten sehingga akan menghasilkan sesuatu seperti yang kita harapkan bersama.SB/REDAKSI