By GusAr
24 September 2022
SuratanBali.Com, DENPASAR - Kenaikan harga tiket pesawat terbang dengan tujuan Bali turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kendati pengaruhnya tidak signifikan, jika kondisi ini tidak segera diatasi maka proses pemulihan ekonomi Bali paska Pandemi Covid-19 akan terganggu.
Diketahui melalui aplikasi online penyedia tiket pesawat terbang, untuk kunjungan kelas ekonomi dari Sidney, Australia ke Denpasar, Bali rata-rata seharga Rp. 7.800.000 . Sementara dari Jakarta ke Denpasar, Bali sebesar Rp. 950.000.
Ketua Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Rai Suryawijaya, mengatakan, mahalnya tiket pesawat terbang diakibatkan oleh terjadi kenaikan pada harga bahan bakar pesawat terbang. Akan tetapi, menurutnya kenaikan tiket pesawat terbang tidak begitu berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan. Terlebih masih terdapat jalur alternatif yaitu melalui jalur darat.
"Mahalnya harga tiket pesawat sedikit tidaknya mempengaruhi jumlah kunjungan , namun tidak signifikan. Misal Kedatangan Wisatawan Mancanegara masih 9.000/hari. Sementara wisatawan domestik sekitar 12.000/hari," terang Rai Suryawijaya saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Jumat (23/09/2022).
Dalam rangka merespon kenaikan harga tiket pesawat ini Gubernur Bali, menurutnya, sudah melakukan koordinasi dengan Menteri Perhubungan untuk menurunkan harga tiket pesawat terbang dengan tujuan Bali. Hal ini dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi Bali paska terpuruk akibat Pandemi Covid-19.
Menurutnya tingkat okupansi atau hunian kamar hotel di Bali sudah mencapai sekitar 65 persen. Hal inipun akan bertambah seiring dengan kedatangan para Delegasi dari berbagai negara yang akan menginap di Bali dalam rangka menyambut KTT G20 pada bulan November mendatang.
Hal senada juga disampaikan Sub Koordinator Pengambangan Pasar Dinas Parisiwata Provinsi Bali, I Nyoman Gede Gunadika, mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat tidak begitu signifikan mempengaruhi tingkat kunjungan ke Bali. Menurutnya kunjungan ke Bali masih dalam kondisi yang stabil. Hal ini terlebih didukung dengan penyelenggaraan serangkaian KTT G20.
"Banyak ada pertemuan-pertemuan di Bali sebelum acara puncak KTT G20 pada bulan November nanti. Misalnya ada pertemuan tingkat Menteri, tingkat Dirjen, dan pertemuan-pertemuan lainya yang merupakan rangkian dari kegiatan G20," terang Gede Gunadika saat ditemui di kantor Dinas Pariwisata Bali, Jumat (23/09/2022).
Sementara itu, Ekonom Bali sekaligus Akademisi Universitas Pendidikan (Undiknas) Bali, Prof IB Raja Suardana mengatakan, pemerintah harus segera merespon kenaikan harga tiket pesawat. Jika harga tiket masih melambung tinggi akan berpotensi mengganggu atau memperlambat pemulihan ekonomi Bali. Hal ini lantaran ekonomi Bali masih ditopang oleh sektor tersier, salah satunya disumbangkan dari sektor Pariwisata.
"Tiket merupakan salah satu infrastrukur atau alat untuk orang agar bisa berkunjung. Sekarang harganya mahal. Contoh dari Mataram ke Bali itu sebesar 1,1 juta, sementara ke Jakarta 1,7 juta. Nah, dengan mahalnya harga tiket ini tentu akan mempengaruhi mobilitas keinginan orang untuk bepergian," terang IB Raka Suardana
Lebih lanjut, IB Raka Suardana, menjelaskan, Industri pariwisata sangat erat pengaruhnya dengan mobilitas. Ketika mobilitas ini terganggu dimana salah satunya disebabkan oleh harga tiket yang mahal tentu akan berakibat pada melambatnya Industri pariwisata. Hal ini pada giliranya mempengaruhi pemulihan ekonomi.
Oleh karena itu, menurut IB Raka Suardana, salah satu solusi yang dapat diambil untuk menekan harga tiket adalah penambahan air lines atau armada pesawat yang datang ke Bali. Disamping itu untuk tetap mempercepatan pemulihan ekonomi Bali ditengah kondisi harga tiket pesawat yang mahal. Menurutnya Bali tetap harus meningkatkan ekspor.
" Data terakhir secara years to years ekspor Bali menunjukan peningkatan. Ini kabar yang bagus. Dengan tingkat ekspor Kita yang meningkat ini setidaknya akan tetap bisa melakukan pemulihan ekonomi Bali," terang IB Raka Suardana.SB/REDAKSI