SuratanBali.Com, DENPASAR - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster mendapatkan kehormatan menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif Perempuan Bali Bicara pada, Selasa (Anggara Kliwon, Julungwangi), 20 Desember 2022 di Studio Bali TV Denpasar.
Kehadiran Istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini didampingi Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Daerah, Badan Kesbangpol Provinsi Bali, Ni Nyoman Cahayawati untuk mengedukasi masyarakat Bali mengenai bagaimana peran orang tua dapat menjadi faktor penentu tumbuh kembang anak yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia serta mampu manangkal paham-paham radikal yang mempengaruhinya.
Kata Ny. Putri Koster, Radikalisme adalah paham yang ingin menghancurkan paham dalam suatu wilayah dengan memasukkan pahamnya sendiri dengan cara kekerasan. Sikap seperti itu akan tumbuh ketika seseorang tidak kuat mentalnya.
“Sikap yang seperti itu sangat berbahaya kedepannya karena akan memunculkan fanatisme-fanatisme sempit di dalam dirinya,” ungkap Bunda Putri. Ia juga menilai bahwa sikap fanatisme yang sempit ini akan tumbuh dan menyebabkan anak tersebut dengan mudah dimasuki oleh paham-paham radikalisme.
Jadi, tugas utamanya ada di keluarga. “Benteng pertahanan yang paling kecil yang ada di masyarakat itu ada di keluarga,” tegas Bunda Putri. Ia kemudian menilai jika keluarga-keluarga sudah dapat mewujudkan putra-putri yang suputra dan bermanfaat untuk bangsa dan negaranya niscaya tindakan-tindakan radikal seperti itu akan tidak dengan mudah terjadi.
Sedangkan Ni Nyoman Cahayawati menyampaikan bahwa upaya untuk mencegah masuknya paham-paham radikalisme dapat dilakukan dengan membangun kesadaran terhadap cinta tanah air, nasionalisme dan Bela Negara. “Ada empat pilar yang merupakan konsensus dasar,” ungkap Cahayawati yang perlu diperhatikan antara lain Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatua Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
Sebagai penutup, Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster juga menyampaikan bahwa di tengah kemajuan teknologi digital saat ini, paham radikalisme menyebar luas dengan sangat mudah khususnya melalui media sosial. Ia pun berpesan kepada generasi muda untuk dapat bijak menggunakan media sosial. Manfaatkan kemajuan untuk hal yang bermanfaat, jangan mudah termakan berita bohong atau hoax.
"Upaya mencegah paham radikalisme dalam masyarakat tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, namun harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Sehingga generasi masa depan kita menjadi generasi yang jernih pikirannya, nasionalismenya tinggi, loyalitas tinggi, sehingga tidak akan memunculkan hal-hal negatif dalam dirinya yang cenderung akan menjadi tindakan yang merugikan. Kita hindari anak-anak kita dari awal dengan fanatisme sempit yang berlebihan,” tuturnya.SB/REDAKSI
Bagikan