By GusAr
10 February 2023
SuratanBali.Com, DENPASAR - Perancang busana nusantara, Samuel Wattimena mengajak desainer Bali untuk berani merancang busana yang memiliki perbedaan dengan busana-busana yang sudah ada, namun tetap memenuhi estetika ketimuran yang sopan dan bisa digunakan dalam acara apapun itu.
Ajakan itu disampaikannya saat acara Webinar "Bincang Mode" bersama Samuel Wattimena yang dibuka secara resmi oleh Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster di Gedung Gajah Jayasabha-Denpasar, Jumat (10/2).
Lebih lanjut, perancang busana yang memulai karirnya di tahun 1979 dan menjadi lokomotif desainer muda ini mengajak para desainner untuk bagaimana mengasah kepekaan di dalam mengisi periode kreativitas di dunia modeling, sehingga mampu menghasilkan eksotik journey nusantara.
Ia juga menyebut soal karakter wastra nusantara. Kata Samuel, jika kalian semakin tahu tentang bagaimana kekayaan nusantara, maka akan mampu memberikan kontribusi terhadap wastra nusantara, dan jika memiliki kedalaman nusantara, maka kita akan mampu memberikan dedikasi terhadap pengelolaan motif perhiasan selain wastra.
“Jadi pengelolaan karakter secara lokal akan menumbuhkan sebuah karakter 'local culture' dan jika dikelola dengan baik maka kita akan memiliki kualitas global, sehingga karya-karya kita akan mendapat perhatian dan pengakuan dan dunia, dan menanamkan jati diri bahwa ‘local is the new global’,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, Kita berada di lumbung kreativitas tinggi, kita jangan sampai mengolah kreativitas yang membuat kecilnya karakter dan kreativitas kita dalam berkarya. “Pahami apa yang kita miliki di daerah kita, sehingga bisa muncul, mengerti dan percaya diri dengan apa yang akan kita kerjakan,” imbuh Samuel Wattimena seraya menyatakan Kebudayaan adalah diplomasi dari kesenian daerah kita yang bisa kita tampilkan di mata dunia. Kita harus tahu modal kreativitas kita ada dimana, dan di dalam dunia kreasi serta di dalam dunia kreativitas maka tidak akan ada rancangan yang sama antara satu dengan yang lainnya. Namun tanamkan semangat dan slogan tidak takut akan sebuah persaingan, karena sebuah karya akan muncul dengan sebuah dukungan dan gotong royong yang dikerjakan bersama-sama, yakni antara ahli tekstil, penenun, pembatik, koordinasi, kekuatan karakter karya yang dimiliki dan desainer.SB/REDAKSI