By GusAr
02 May 2022
SuratanBali.Com, BANDUNG - Sabtu (Saniscara Umanis, Tolu) 30 April 2022, umat Hindu Dharma se-Bandung Raya laksanaka upacara keagamaan potong gigi masal bertempat di Wantilan Pura Wira Agung Wira Loka Natha, Cimahi.
Kariati selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan dilaksanakan dalam 2 (dua) hari, dimana di hari pertama dilaksanakan upacara Nge-Raja Swala dan Dharma Tula. Sementara di hari kedua dilaksanakan upacara metatah. Kariati menyebutkan jumlah partisipan metatah masal ini sebanyak 79 orang, yang berasal dari banjar-banjar se-Bandung Raya, antara lain Banjar Bandung Timur dan Utara yang berada di wilayah Kota Bandung, Banjar Bandung Barat yang berada di wilayah Kota Cimahi, Banjar Bandung Selatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Majalaya.
Kegiatan Dharma Tula diselenggarakan dalam rangka untuk dapat meningkatkan pemahaman secara holistik upacara metatah dan seluruh rangkaian prosesnya dan mampu melembagakannya di dalam diri kita. Upacara metatah/potong gigi/mepandes/mesangih adalah ritual Agama Hindu dan merupakan bagian dari Manusa Yadnya. Upacara ini dilakukan pada anak yang mulai menginjak usia remaja/dewasa. Potong gigi ini bermakna melepaskan diri dari unsur Sad Ripu, yaitu enam musuh dalam diri manusia yang timbul akibat perbuatan yang tidak baik. Jadi, upacara potong gigi juga bermakna menemukan hakikat manusia sehingga mampu membangun sifat-sifat kedewataanya.
Dalam penyampaian sambutan pembukaan, Ketua Pengurus Harian PHDI Provinsi Jawa Barat, Brigjen TNI (Purn) I Made Riawan menegaskan bahwa gerakan pelayanan ada berbagai bentuk, dimana salah satunya seperti Dharma Tula dan Upacara Metatah Bersama ini, hendaknya senantiasa dikembangkan. Selain dalam rangka melaksanakan yadnya, kegiatan ini juga dapat menjadi ruang-ruang perjumpaan bagi umat, sehingga umat di Jabar solid, guyub, dan senantiasa dalam bingkai persatuan.
"saya berharap lembaga-lembaga pelayanan umat di Kota dan Kabupaten semakin semarak melaksanakan kegiatan-kegiatan sejenis, seperti pawintenan atau pengabenan masal dalam rangka hadir dalam bentuk karya-karya nyata di tengah-tengah umat. Dengan hadir di masyarakat dalam wujud karya nyata yang dirasakan manfaatnya oleh umat, maka inilah sesungguhnya tujuan yang hendak kita capai," kata Made Riawan.
Narasumber dan moderator kegiatan Dharma Tula ini adalah Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dan Prof. Dr. Apt. I Ketut Adnyana, Guru Besar dan Dekan Sekolah Farmasi ITB, sekaligus Ketua DPD Prajaniti Jawa Barat.SB/ARNAN