SuratanBali.Com, DENPASAR - Kasus banjir dan tanah longsor akibat perubahan cuaca melanda beberapa daerah di Provinsi Bali. Kendati demikian, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan bahwa kejadian itu tidak akan menggangu persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar pada 15-16 November 2022.
“Gak ada masalah, banjir sudah diatasi, aman. Dalam jangka pendek ini pengungsian sudah ditangani terutama Jembrana, diluarnya (Kabupaten lain) gak ada, kemudian makanan sudah disiapkan, dalam jangka panjang akan dilakukan relokasi warga di Jembrana ada sekitar 20KK mungkin akan direlokasi, tanahnya sudah disiapkan Pemprov Bali,” terang Koster.
Lebih lanjut, Koster menjelaskan bahwa keputusan merelokasi diambil lantaran di beberapa titik banjir bandang kerap terjadi kejadian serupa.
“Dan ini berat kemarin, karena memang posisi tempat rumahnya di bawah jalan, itu tidak nyaman jadi sedang diupayakan, mudah-mudahan warga semua mau kita relokasi, sudah kita siapkan dan rumahnya akan dibantu oleh BNPB. Untuk G20 Bali sudah aman tidak usah dikhawatirkan,” katanya.
Pemprov Bali juga telah menginstruksikan BMKG, BPBD, dan Dinas PUPR untuk saling berkoordinasi memitigasi dampak perubahan cuaca.
Sebelumnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa penanganan jalur utama Gilimanuk-Denpasar akibat banjir bandang selesai dilakukan sebelum KTT G20 berlangsung.
"Kami pastikan penanganan saat ini akan selesai sebelum G20," jelas Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali Apri Artoto
Apri menambahkan penanganan yang dilakukan adalah mengisi kembali oprit Jembatan Biluk Poh yang tergerus air. Sementara itu, untuk proteksi jembatan, maka akan dipasang pondasi slab pile baja, baik di hulu maupun di hilir.
Mitigasi terhadap ganguan akibat faktor alam jelang KTT G20 juga telah menjadi perhatian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan bahwa BMKG telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi guna mengantisipasi skenario terburuk apabila terjadi gangguan saat pelaksanaan KTT G20.
Skenario tersebut antara lain adalah dalam menghadapi gempa bumi dengan magnitude 8,5 yang dapat membangkitkan gelombang tsunami dalam tempo waktu 20 hingga 38 menit.
"Mudah-mudahan KTT G20 berjalan aman dan lancar, tidak ada kejadian gempa bumi ataupun tsunami. Namun apabila terjadi sewaktu-waktu, BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI-Polri sudah siap dengan skenario terburuk," tutur Dwikorita.SB/REDAKSI
Bagikan