By GusAr
03 October 2019
SuratanBali.Com, DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak kalangan akademisi, terutama mahasiswa untuk tetap dalam koridor hukum dalam menyampaikan aspirasinya menyikapi dinamika politik di dalam negeri. Hal itu disampaikan Gubernur Koster dalam Simakrama dengan Rektor, Akademisi dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Rumah Jabatan Gubernur, Jayasabha Denpasar, Rabu (2/10) malam.
"Saya apresiasi dan sangat menghormati bagaimana pergerakan mahasiswa, penuh semangat dan dinamis. Saya senang dengan adanya gerakan mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya. Namun saya harap perhatikan juga sopan santun, tata tertib saat kita berdemokrasi," kata Gubernur Koster seraya mengatakan demokrasi dalam konteks Bali saya kira harus lebih cair, terlebih tiap generasi punya tantangannya masing-masing. Saya pribadi sangat terbuka terhadap kritik, tentunya yang konstruktif. Kalau ada kebijakan yang kurang pas, silahkan mahasiswa kritik.
Pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini mengingatkan kondisi keamanan Bali yang sangat berpengaruh terhadap industri pariwisata di Pulau Dewata. Sebagai destinasi wisata dunia, 68 persen pendapatan masyarakat Bali berasal dari pariwisata. Ada 49 persen yang bersentuhan langsung dengan wisatawan. Besarnya ketergantungan Bali pada wisatawan, maka sedikit saja terjadi isu keamanan, ekonomi akan 'goyang' dan semua sektor akan terpengaruh.
Untuk itu, Gubernur Koster mengajak para mahasiswa melihat Bali tak hanya dalam skala lokal tapi juga nasional hingga global. "Dalam skala nasional, kita ini adalah bagian dari tatanan rumah besar bernama NKRI. Dengan ideologi yang sudah final, Pancasila. Ini harus kita pertahankan sekuatnya, dari ancaman ideologi lain. Agar kita tetap eksis, masyarakatnya, budayanya dan tradisinya," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini yang juga mantan aktivis mahasiswa ini.
Pun dalam lingkup global, Bali yang sudah ditahbiskan sebagai destinasi terbaik dunia disebut Gubernur Koster juga harus cermat menyikapi penurunan ekonomi global, yang secara tidak langsung berpengaruh pada kemampuan ekonomi calon wisatawan. Untuk makin memperkuat peran perguruan tinggi di Bali, Gubernur Koster mengaku akan segera melaksanakan sinergitas penelitian kalangan akademisi dengan program pemerintah daerah. "Mulai tahun 2020 akan di-klop-kan ini. Agar penelitian, praktek, kerja dan karya ilmiah bisa selaras dengan program-program pemerintah daerah. Hasilnya jelas, untuk mendukung program pemerintah daerah. Saya akan agendakan pertemuan dengan jajaran akademisi minimal setahun dua kali untuk mendukung sinergi tersebut," sebutnya.
Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah VIII Bali – Nusra dan Ketua Forum Rektor PT. Bali Prof. Dasi Astawa mengucapkan terimakasih atas forum simakrma yang digelar Gubernur Koster. "Beberapa Gubernur sebelumnya, jarang sekali ada forum seperti ini. Semoga bisa mempererat hubungan pemerintah dan kalangan perguruan tinggi, dan kami siap untuk mendukung visi Bapak Gubernur, Namgun Sat Kerthi Loka Bali," tegasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Presiden BEM Universitas Udayana, Javents Lumbantobing memastikan gerakan mahasiswa dalam aksi 'Bali Tidak Diam' akan tetap dalam koridor menjaga kedamaian pulau Dewata. "Kami pastikan, kami mahasiswa tetap cinta NKRI dan Pancasila sebagai ideologi. Meskipun saat ini kami memandang perlu untuk turun ke jalan, menanggapi masalah RUU KUHP, kebakaran hutan hingga kisruh di Papua," ungkapnya.
Dalam acara tersebut, dideklarasikan pula Deklarasi Bali yang dibacakan Bendesa Agung Majelis Desa Adat, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. Dalam deklarasi itu berisi pernyataan sikap soal menyikapi perkembangan kondisi politik dan keamanan nasional belakangan. Dalam pertemuan itu, turut hadir Sekda Dewa Made Indra, Ny Putri Suastini Koster, Ketua Aptisi Wilayah VIII Bali Made Sukamerta, Rektor Universitas Udayana, Prof. AA Raka Sudewi, serta perwakilan PTN/PTS serta BEM se-Bali.SB/REDAKSI