SuratanBali.Com, DENPASAR - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menyoroti fenomena cuaca ekstrem yang jarang terjadi di Bali.
“Kenapa sekarang besar sekali? Curah hujannya sangat tinggi Karena ada fenomena atmosfer berbeda dari biasanya, termasuk gelombang equatorial Rossby dan Kelvin. Kami sudah berkonsultasi dengan BMKG bahwa gelombang ini sudah tidak ada di Bali dan mengarah ke barat,” jelasnya dihadapan awak media usai menggelar rakor pengendalian bencana banjir di Gedung Kertha Sabha, Jayasabha, Denpasar, Rabu (10/9) malam bersama Gubernur Bali Wayan Koster, Pangdam IX/Udayana, Mayjen Piek Budiyanto, Danrem 163/Wirasatya, Bupati Badung, Bupati Gianyar, serta Wali Kota Denpasar.
Suharyanto juga merinci kembali bahwa hingga pukul 21.00 hari ini, ada 9 orang yang meninggal dunia dan 6 masih hilang. “ Pencarian gabungan sudah dilakukan intensif dengan melibatkan lebih dari 100 personel. Kita pastikan akan mencari sampai ketemu,” tandasnya.
Dirinya juga memastikan untuk segera melaksanakan perbaikan - perbaikan baik rumah, ruko maupun infrastruktur dan fasilitas umum.
Ia menambahkan, status darurat bencana bukan persoalan kepemimpinan, melainkan untuk mempercepat administrasi bantuan pusat ke daerah. BNPB juga menegaskan bantuan logistik akan terus diberikan, termasuk makanan bayi dan anak-anak, serta mendukung penuh pencarian korban hilang bersama Basarnas.SB/**
Bagikan