By GusAr
11 January 2023
SuratanBali.Com, BESAKIH - Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, di Desa Besakih, Kabupaten Karangasem yang dibangun dengan kerja fokus, tulus, dan lurus oleh Gubernur Bali, Wayan Koster mendapat apresiasi dari Bendesa Adat Besakih, karena pembangunan ini menjadi kebanggaan masyarakat Bali, apalagi Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih merupakan program yang dicita-citakan oleh krama Bali dengan berbagai generasi atau dari era ke era, dan baru kali ini dapat diwujudkan berkat kerja keras Gubernur Bali, Wayan Koster demi tertatanya kawasan Suci Besakih dari kesan semrawut.
Namun, karena musim politik sudah dekat, ada-ada saja oknum tidak bertanggungjawab melempar isu Hoax terhadap pembangunan di Besakih. Oknum tak bertanggungjawab tersebut, dengan salah satu media online-nya menulis judul “Isu Mushola Jadi Pakrimik Warga Besakih”. Diberitakan juga, bahwa disana akan dibangun hotel berbintang, karaoke dan bar.
Atas pemberitaan yang dinilai mengiring isu tidak sesuai dengan faktanya, membuat Bandesa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jro Mangku Widiartha bersikap tegas. "Saya memastikan berita yang tersebar tersebut adalah kabar burung yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Saya pastikan itu Hoax. Tidak ada itu pembangunan fasilitas tempat ibadah selain Pura di Kawasan Suci Besakih,” tandasnya.
Jro Widiartha pun menyatakan dirinya selalu ikut dalam rapat perencanaan hingga pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, sehingga tahu pasti apa yang dibangun disana.
"Bahkan saya selalu pegang gambarnya (desain/denah kawasan Suci Besakih, red) dari pelaksana proyek. Jadi secara konkret saya pastikan tidak ada itu (fasilitas tempat ibadah selain Pura,red) di gambar," ujarnya lagi.
Pihaknya pun mengaku tidak pernah ada yang menghubungi secara langsung untuk mengklarifikasi ataupun menanyakan perihal adanya isu yang tersebar itu, sebelum akhirnya mencuat di salah satu media online yang tidak jelas narasumbernya.
"Kalau memang ada yang japri pasti Saya tanggapi dan telepon kalau perlu. Bahkan Saya akan ajak ke Besakih untuk lihat langsung. Kita bicara kawasan Suci Besakih, sakral, bukan hal sembarangan, jadi jangan seenaknya saja membuat isu tanpa konfirmasi," imbuhnya seraya meminta kepada masyarakat untuk tidak gampang mempercayai berita yang tidak jelas sumbernya.
Sebelumnya Jro Widharta juga menekankan bahwa pengelolaan kawasan Suci Besakih nantinya akan diserahkan kepada Desa Adat Besakih, sehingga masyarakat sekitar terutama pengempon Pura-lah yang murni menjadi pengelola. “Jika sudah dikelola Desa Adat, maka tidak ada istilah KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, red) karena murni dikelola Desa Adat,” katanya.
Masih dalam bahasan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya, Diana Kusumastuti mengatakan dalam proses Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini, Kementerian PUPR tetap mengutamakan kearifan lokal Bali. Salah satunya dengan mengadakan upacara agama sebelum, saat dan setelah pelaksanaan. “Secara keseluruhan agar proses konstruksi dapat tuntas tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat Hindu Bali untuk Upacara besar pada awal 2023 yang akan datang,” imbuhnya.SB/REDAKSI