SuratanBali.Com, DENPASAR - Ny. Putri Koster yang begitu getol melakukan upaya pelestarian produk kerajinan, khususnya tenun tradisional Bali, dalam sambutan acara penutupan pelaksanaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap I Tahun 2023 pada, Selasa (7/3) kembali mengingatkan agar perajin mengikuti aturan dalam berpameran.
“Tenun yang dipamerkan di sini harus benar-benar yang asli dan ditenun sendiri,” ucap Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny.Putri Suastini Koster seraya kembali mengutarakan keprihatinannya atas maraknya tindakan pencurian motif songket yang diaplikasikan pada kain bordir.
Nasib yang sama juga menimpa kain lukis, dimana karya cipta pelukis juga dicuri dan diaplikasikan pada kain printing. Sama seperti nasib kain songket yang dibordir, kain lukis yang hasil printing dijual dengan harga jauh lebih murah dari yang asli. “Kasian para pelukis, karya yang susah payah mereka ciptakan dijiplak, lalu dijual dengan harga murah. Alasannya karena permintaan konsumen, itu tidak bisa dijadikan alasan pembenar. Kalau ingin cari untung, jangan membuat buntung pihak lain,” urainya.
Guna mencegah makin maraknya aksi penjiplakan motif songket dan lukis, ia mendorong perajin segera mendaftarkan hak cipta atas karya mereka. Pada bagian lain, Putri Koster mengingatkan semua pihak yang berkecimpung dalam usaha yang berkaitan dengan hasil kerajinan, khususnya tenun tradisional memahami bahwa saat ini jenis kain endek dan songket telah tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal.
Jika aksi penjiplakan motif makin marak, tak menutup kemungkinan Pemprov Bali selaku pemegang hak kekayaan intelektual komunal melaporkan tindakan ini kepada pihak berwenang. “Ketika mencuri motifnya, berarti kita langgar aturan, jangan membela diri dengan dalih mencari penghidupan. Kalau dilaporkan, bisa kena denda dan itu jumlahnya tidak sedikit,” cetus Putri Koster sembari mengingatkan semua pihak agar jangan terjebak pada pola pikir pragmatis yang hanya berorientasi pada keuntungan, namun di lain pihak mengancam kelestarian kerajinan tradisional yang menjadi kebanggaan turun temurun.
Dalam pengamatannya, tantangan berat dalam upaya pelestarian kerajinan tradisional tak hanya dihadapi daerah Bali, namun juga dihadapi daerah lain. “Situasi yang terjadi di Bali juga dihadapi daerah lain. Ingat, sektor kerajinan tradisional tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja,” ungkapnya.
Untuk itu, ia menegaskan, dirinya tidak alergi dengan kemajuan teknologi dalam menciptakan berbagai karya di sektor kerajinan. Hanya saja, Ny. Putri Koster berharap para produsen menciptakan sendiri motif yang akan diaplikasikan pada karya mereka.SB/REDAKSI
Bagikan