SuratanBali.Com, DENPASAR – Demi rakyat Bali agar bisa berpendidikan dengan menikmati BOS di sekolah swasta, membangun SMK/SMA, memberikan pelayanan kesehatan, hingga mempercepat pembangunan yang berkeadilan di Bali Utara melalui proyek shortcut, Gubernur Bali Wayan Koster dengan berani melakukan efesiensi di anggaran perubahan, khususnya di anggaran induk Tahun 2019 sebanyak Rp 61 Miliar.
Hal itupun dibeberkan Gubernur Koster dihadapan Komisi II DPR RI di Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin (29/7). Lebih lanjut ia menegaskan efesiensi ini akan dialihkannya ke program-program prioritas Pemprov Bali.
“Kita butuh SMK/SMA Baru. Akan saya alihkan untuk BOS sekolah swasta, pelayanan kesehatan, dan termasuk juga untuk infrastruktur dalam hal penyedian lahan shortcut,” jelas Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Kemudian kenapa efisiensi anggaran ini dilakukannya, ternyata mantan anggota DPR-RI yang pernah bertugas di Badan Anggaran ini melihat adanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Bali yang sangat boros dan menghabiskan anggaran hingga puluhan miliar. Anggaran miliaran itu hanya untuk penyediaan makan dan minum maupun perjalanan dinas.
“Ada pemborosan untuk anggaran rapat-rapat yang dilakukan oleh masing-masing OPD, baik itu untuk biaya komsumsi makan dan minum, sehingga efesiensi pun dilakukan tidak saja pada anggaran perjalanan dinas ke luar negeri, namun perjalanan dinas dalam negeri juga dilakukan,” jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Saat ditanya terkait OPD mana yang memakan anggaran terbanyak? Wayan Koster mengaku tidak ingat. "Catatannya ada, tapi saya tidak hafal," ucapnya.SB/REDAKSI
Bagikan