SuratanBali.Com, JAKARTA - Dikritisi Nyoman Parta terkait kebijakan impor beras pada tahun 2021 yang tidak pro petani, membuat Menteri Perdagangan (Mendag) RI M. Lutfi membatalkan niatnya membeli beras luar Indonesia untuk dibawa ke Bumi Nusantara. "Saya janji tidak ada impor ketika panen raya, selesai," tegasnya dihadapan Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada, Senin (22/3).
Mendag Lutfi juga mengungkapkan saya mesti mengambil keputusan yang tidak populer. "Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah," tegasnya kembali seraya menjelaskan bahwa opsi impor untuk memenuhi cadangan beras Bulog mencapai stok 1 juta-1,5 juta ton sudah diputuskan sebelum dirinya menjadi Menteri Perdagangan pada Desember 2020 lalu.
Saat itu (sebelum M.Lutfi datang menjadi Mendag, red), sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang meminta Bulog di tahun ini menambah cadangan atau iron stock sebanyak 500.000 ton. Pada notulen disebutkan pengadaan beras bisa dipenuhi dari impor. Dalam penghitungannya, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya sekitar 800.000 ton. Sebanyak 270.000-300.000 ton dari stok tersebut merupakan beras hasil impor tahun 2018 lalu.
Mendengar hal itu, Anggota Komisi VI DPR-RI Fraksi PDI Perjuangan, Nyoman Parta merilis kembali data Tahun 2018 Bulan Maret, April, dan Mei dimana telah ada impor beras ke Indonesia sebesar 1 juta 733 ton. "Beras itu sebagian masih numpuk di Gudang Bulog. Kami ketahui ini, saat DPR RI Kunker ke Bulog melihat barang itu langsung dan menjadi beban perawatan dari Bulog," tegas politisi PDI-P dari Gianyar, Bali ini.
Nyoman Parta juga menegaskan dihadapan peserta rapat, dimana wacana impor 1 juta ton oleh Mendag telah berhasil menurunkan harga gabah dan dikhawatirkan menurunkan mental juang para petani. Katanya juga, rencana impor beras disaat panen raya justru bertolak belakang dengan tekad kita untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
"Data BPS Kuartal Januari -Mei, persediaan beras itu cukup. Menteri Pertanian juga disaat bulan Ramadhan dan Idul Fitri persediaan beras masih aman. Jadi dalam kurun waktu 2019 sampai bulan Maret 2021 sampai saat ini tidak ada impor beras dan tidak ada gejolak harga. Pandemi 1 tahun yang kita lewati, juga tidak ada gejolak harga beras," sebutnya.
Lalu, saudara Menteri mau impor beras sesungguhnya untuk siapa ini? "Siapa saudara yang mau bela," tanya Parta yang merupakan mantan aktivis mahasiswa.
Sehingga Nyoman Parta yang lahir dari anak petani di Desa Guwang, Sukawati, Gianyar dalam rapat di DPR-RI menyimpulkan demi penghormatan kita kepada petani yang sudah berhasil memproduksi kebutuhan strategis bangsa ini, dan menghentikan politik ketergantungan kita terhadap impor beras, maka kami menolak impor beras dan tidak pantas dilakukan sekarang.SB/REDAKSI
Bagikan