SuratanBali.Com, BADUNG - Pasca ditetapkannya Peraturan Gubernur Bali (Pergub) No.97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai tentu belum mengatasi 100 persen masalah sampah plastik yang ada di Bali. "Untuk itu Pemerintah Provinsi Bali membuka peluang bagi masyarakat maupun investor luar untuk ikut memberikan solusi dalam penanganan sampah plastik di Bali," ungkap Gubernur Bali dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat Konferensi Pers Yayasan “Race For Water” di Tanjung Benoa, Selasa (11/6).
“Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata dunia kita harus cepat bergerak dan mencarai solusi bagaimana cara untuk mengurangi sampah plastik ini, sehingga potensi Bali sebagai destinasi wisata dunia tidak terkubur dengan adanya sampah plastik,” ujar Wagub Cok Ace dalam sambutan tersebut. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Yayasan “Race For Water” yang memilih Bali sebagai tempat berlabuh dan memberikan edukasi terkait solusi penanganan sampah plastik khususnya di lautan.
Wagub Cok Ace juga mengharapkan semoga teknologi yang ditawarkan Race For Water dalam mengolah limbah plastik menjadi energi listrik, dapat menjadi salah satu solusi yang bisa diadopsi oleh Bali dalam mengurangi sampah plastik. “Kedepan kita akan bekerjasama dengan salah satu Kabupaten terlebih dahulu sebagai pilot project dalam penerapan teknologi ini,“ pungkasnya.
Pendiri Yayasan Race For Water Marco Simeoni menyampaikan dalam mengantisipasi plastik circular economy yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, pihaknya menghadirkan solusi relialistis yang digunakan dalam skala besar. “Kami menawarkan teknologi pirolisis suhu tinggi tanpa pembakaran (850 derajat C) yang dikembangkan untuk mengubah semua sampah plastik menjadi listrik, dimana jumlah sampah palstik yang dapat diolah setiap hari sebesar 5 hingga 12 Ton, dengan jumlah perton sampah tersebut dapat menghasilkan listrik hingga 2,5 MWh yang dapat mencangkup kebutuhan 6.000 rumah tangga didaerah-daerah tertentu," jelasnya. Melalui teknologi ini Marco juga berharap dapat membantu Bali dan dapat menjawab permasalahan dalam pengurangan sampah plastik. SB/SINTYA
Bagikan