SuratanBali.Com, DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan Bali dianugerahi kekayaan, keunikan, keunggulan, dan keindahan Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali yang telah ada sejak berabad-abad, tetap eksis dan survive, menjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat Bali sampai saat ini. Bali juga dianugerahi warisan adiluhung, yaitu Desa Adat, Subak, Tradisi, Seni-Budaya, dan Kearifan Lokal yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan dimajukan, serta diwariskan untuk generasi masa depan sepanjang zaman.
Berbagai dinamika, antara lain adanya konflik kepentingan dan persaingan yang tidak sehat, berpotensi mengancam eksistensi, keberlanjutan, kesucian, kelestarian, dan keharmonisan Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali. Oleh karena itu, masa depan Bali tidak boleh dilepas, bergerak tanpa arah. Sejak lama, Bali tidak memiliki haluan untuk menyelenggarakan pembangunan secara fundamental, komprehensif, dan berkelanjutan, berdimensi jangka panjang, minimum 100 tahun (satu abad).
Sebagai Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan bahwa dirinya memiliki tanggung jawab besar secara Niskala-Sakala, yang mewujud dalam keharusan bertindak untuk menyusun Konsep Bali
Masa Depan sebagai haluan pembangunan Bali dengan arah dan strategi yang jelas, terukur, dan berdimensi jangka panjang sampai 100 tahun ke depan, demi kesucian dan keharmonisan Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali, untuk kemuliaan generasi Bali masa depan sepanjang zaman.
"Materi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, terdiri atas 4 (empat) bagian: Bali Tempo Dulu, Bali Masa Kini, Permasalahan dan Tantangan, dan Bali Masa Depan. Penyusunan materi diarahkan dan dipimpin langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, didampingi rohaniawan, akademisi, pakar, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu: sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi, adat, seni-budaya, arsitektur, pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, lingkungan, ekonomi, energi, perindustrian, infrastruktur, dan tata ruang," jelas Gubernur Koster pada, Rabu (Buda Wage, Kelawu), 3 Mei 2023 malam melalui siaran pers yang disampaikan Humas Pemprov Bali.
Guna mematangkan materi, telah dilaksanakan 2 (dua) kali diskusi yang melibatkan banyak peserta dari berbagai komponen masyarakat Bali, pada tanggal 25 April 2023 di Gedung Gajah, Jaya Sabha, dan pada tanggal 29 April 2023 di Wiyata Graha, Kawasan Suci Pura Agung Besakih, yang dihadiri oleh lebih dari 150 peserta.
Selanjutnya, dilaksanakan Seminar Nasional, tanggal 5 Mei 2023 di Hotel Trans Resort Bali yang akan dihadiri lebih dari 300 (tiga ratus) peserta dari berbagai disiplin ilmu dan komponen
masyarakat.SB/REDAKSI
Bagikan