SuratanBali.Com, DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak seluruh Tokoh Umat Hindu di Bali agar kompak, solid, utuh, satu persepsi dan satu langkah menjalankan tatanan kehidupan di Bali dengan nilai Adat Istiadat, Tradisi, Seni Budaya, dan Kearifan Lokal Bali sebagai ujung tombak untuk menjaga kekayaan alam, manusia dan budaya Bali.
Ajakan tersebut digelorakan secara langsung oleh orang nomor satu di Pemprov Bali ini; dan seluruh Sulinggih, Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, serta Umat Hindu yang hadir memberikan apresiasi tepuk tangan dalam acara Simakrama dengan Tokoh Umat Hindu Se-Bali yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementrian Agama di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar pada, Minggu (Redite Umanis, Klawu) 2 Oktober 2022.
Alasan kuat Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengajak seluruh Tokoh Umat Hindu di Bali menjaga kekayaan alam, manusia dan budaya Bali, karena dalam sejarahnya Pulau Bali telah ditata oleh orang – orang suci secara ‘Ngider Buana’ lengkap dengan tatanan budayanya yang sangat adi luhung, hingga menjadikan Bali sebagai daya tarik mancanegara serta memiliki taksu bahkan dikenal ‘Tenget’.
Untuk melestarikan warisan budaya Bali yang adi luhung tersebut, mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini sejak menjadi Gubernur Bali telah menancapkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru dengan memperkuat program prioritas dibidang Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali, Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, hingga Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.SB/REDAKSI
Bagikan