SuratanBali.Com, DENPASAR - Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) menyoroti ketimpangan ekonomi serta angka kemiskinan yang masih cenderung tinggi meski Indonesia telah merdeka selama 79 tahun.
Ketua Departemen Kajisu PP KMHDI Agus Pebriana mengatakan berdasarkan laporan Oxfam (2017) menunjukan 4 orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan setara dengan 100 juta penduduk termiskin di Indonesia.
Sementara itu, dari sisi kepemilikan asset, 1 persen orang terkaya di Indonesia hampir menguasai 50 persen asset nasional. Kondisi ini kata Agus memperlihatkan bahwa terjadi ketimpangan ekonomi yang lebar di Indonesia.
"Ketimpangan tersebut memperlihatkan pengelolaan sumber daya alam kita masih belum bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hanya sedikit orang yang menerima keuntungan dari sumber daya alam Indonesia," terangnya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan lebarnya ketimpangan membuat angka kemiskinan di Indonesia cenderung masih tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada maret 2024 angka kemiskinan di Indonesia tercatat 9,03 persen atau 25,22 juta penduduk.
Namun, kemiskinan di Indonesia kata Agus bisa lebih besar, mengingat standar garis kemiskinan yang digunakan untuk mengukur kemiskinan masih sangat rendah yakni sebesar Rp. 550.458/per bulan atau seseorang warga negara dikatakan miskin ketika pendapatan mereka per bulan kurang dari Rp. 550.458.
"Masih tingginya angka kemiskinan memperlihatkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak bisa membawa perubahan bagi penduduk miskinn. Padahal kemerdekaan Indonesia dinilai sebagai jembatan emas yang menghantarkan rakyat Indonesia menuju kesejahteraan dan kemakmuran," katanya.
Berangkat dari kondisi tersebut, Agus mengatakan bahwa kedepan bangsa Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar bisa menghadirkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Momentum hari kemerdekaan Indonesia ini adalah momentum refleksi kita bersama atas capaian-capaian bangsa ini. Kedepan kita berharap dengan semangat kolaborasi dan gotong royong persoalan tersebut kita bisa selesaikan," terangnya.RLS/DI
Bagikan