SuratanBali.Com, TABANAN - Ibu Putri Koster menegaskan pentingnya pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.
"Plastik membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai secara alami serta menyebabkan kerusakan habitat, pencemaran tanah dan air, bahkan menghasilkan racun berbahaya jika dibakar di ruang terbuka. Oleh karena itu, masyarakat diajak beralih menggunakan bahan ramah lingkungan serta memanfaatkan teba modern atau tong komposter sebagai bagian dari pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga," ujar Ibu Putri Koster saat melakukan Sosialisasi Percepatan Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS PADAS) di hadapan Tim Penggerak PKK dan PAKIS Kecamatan Penebel yang berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, dan dilanjutkan di Wantilan Kantor Camat Kerambitan, Tabanan, pada Selasa (7/10).
Lebih lanjut, Ibu Putri Koster memberikan pandangan kritis terhadap konsep bank sampah yang selama ini dijalankan di berbagai daerah. Menurutnya, sistem bank sampah sering kali belum efektif karena orientasinya masih pada penjualan, bukan perubahan perilaku.
“Bank sampah memang baik dari sisi ekonomi, tetapi tidak bisa dijadikan solusi utama. Banyak masyarakat mengumpulkan sampah karena ingin dijual, bukan karena ingin menjaga lingkungan. Padahal inti dari PSBS PADAS adalah kesadaran — bukan jual beli sampah. Kalau kesadaran belum tumbuh, sampah tetap akan menumpuk,” tegasnya.
Ia menekankan kembali bahwa inti gerakan PSBS PADAS adalah mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak hanya memindahkan sampah, melainkan mengelola sampah di sumbernya melalui pemilahan, pengomposan, dan pemanfaatan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan.
“Jadi, mari kita mulai dari hal sederhana — memilah, mengompos, dan mengurangi. Dengan begitu, kita tidak hanya bersih, tetapi juga berbudaya,” tutupnya.SB/**
Bagikan