SuratanBali.Com, DENPASAR - Penerapan pola sampah dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang ke TPA adalah pola yang salah dalam penanganan sampah di Bali dan hal ini telah berlangsung selama puluhan tahun.
“Sampah dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang ke TPA hingga menjadi bom waktu, dan saat ini sudah meledak. Menyikapi hal ini, salah satu pendekatan yang paling relevan adalah optimalisasi sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS)," demikian pandangan yang disampaikan Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ibu Putri Suastini Koster saat menghadiri peresmian bangunan Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di lingkungan kampus Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional, pada Selasa (19/8/2025).
Kata Ibu Putri Koster, sampah dapur diselesaikan dengan tong komposter, sampah organik dikelola dengan pendekatan teba modern, sedangkan sampah anorganik ditangani oleh pemerintah mulai dari tingkat desa/kelurahan dengan TPS3R dan TPST.
Namun, ia mengingatkan agar pemanfaatan mesin insinerator di TPST dilakukan dengan hati-hati dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan lembaga yang membidangi lingkungan hidup. “Jangan sampai penggunaan insinerator menimbulkan persoalan di bidang kesehatan karena dioksin yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah. Kita harus hati-hati, cari pola yang paling tepat dalam penuntasan masalah sampah,” tambahnya.SB/**
Bagikan