SuratanBali.Com, DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom yang mendampingi Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster saat menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif Bali TV, Perempuan Bali Bicara Jumat (Sukra Pon, Medangsia) 27 Januari 2023 menyampaikan bahwa Rabies adalah sebuah penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat di dalam otak manusia.
Sedangkan ciri-ciri orang yang terkena rabies hampir sama dengan hewan pembawa virus rabies (HPR) hanya saja masa inkubasi virus pada manusia baru terlihat selang 2 minggu hingga 2 bulan dari terjadinya gigitan. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh dan lokasi gigitan.
“Orang yang terinfeksi virus Rabies akan mulai merasakan demam, sakit tenggorokan, muntah tapi yang lebih ekstream lagi dia sama seperti anjing gila juga takut sinar, takut air, takut keramaian, jadi dia inginnya menyendiri, dan yang paling fatal itu kalau sudah timbul gejala klinis itu hampir 100% akan menyebabkan kematian,” ungkap Gede Anom.
Di sisi lain, hal yang dapat dilakukan ketika seseorang digigit anjing adalah cepat membasuh luka dengan sabun dan air mengalir selama 15-20 menit, lalu bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau alkohol 70% lalu segeralah hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh vaksin anti rabies. Vaksinasi dilakukan 4 (empat) kali yaitu pada saat digigit, hari ke-3, hari ke-7 dan hari ke-14 pasca gigitan.
Terkait jumlah vaksin Rabies di Bali untuk tahun 2023 dirasa sudah sangat cukup. “Vaksin kita saat ini masih ada sekitar 110 ribu dosis, di bulan Pebruari kita akan dapat bantuan 30 ribu dan di bulan April 480 ribu,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dimana vaksin tersebut cukup untuk memvaksin seluruh populasi anjing yang ada di Bali yang berjumlah sekitar 620 ribu ekor.SB/REDAKSI
Bagikan