SuratanBali.Com, JAKARTA - Dalam rangka mendukung jaminan bagi terselenggaranya layanan listrik yang terjangkau, layak, dan berkelanjutan terutama di daerah-daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), Kementerian ESDM melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) menggandeng UNDP ACCESS menyelenggarakan Pelatihan Teknis dan Sertifikasi Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Terpusat bagi Operator (Angkatan III) secara luring, 2-15 Juni 2022, di kampus PPSDM KEBTKE Jakarta.
Pelatihan angkatan ketiga ini diikuti sebanyak 18 orang peserta, yang delapan orang di antaranya adalah perempuan. Selain operator proyek ACCESS, kegiatan kali ini juga diikuti oleh tiga orang peserta dari desa di luar target ACCESS. Pelatihan ini merupakan rangkaian pelatihan dan sertifikasi operator lokal dari Indonesia yang berjumlah 50 orang.
Dari 50 operator, 46 berasal dari 23 desa target proyek ACCESS, 50% adalah operator perempuan, dan 4 orang dari desa di luar wilayah kerja ACCESS dan telah mendapatkan rekomendasi dari pemerintah kabupaten. Sejauh ini sudah ada 30 operator lokal yang telah mengikuti pelatihan dan tersertifikasi sebagai operator PLTS Off-Grid dalam Angkatan 1 dan 2.
Kepala PPSDM KEBTKE, Laode Sulaeman dalam sambutannya menyampaikan bahwa teknologi PLTS terus berkembang, sehingga memerlukan personil yang terampil dan kompeten dalam pembangunan dan pengelolaannya. Oleh karena itulah, UNDP ACCESS dengan pendanaan dari KOICA, bekerjasama dengan PPSDM KEBTKE untuk menyelenggarakan acara pelatihan dan sertifikasi bagi para calon operator PLTS terpusat di daerah.
"Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan akan tercipta calon-calon operator yang handal, terampil, kompeten, dalam segala aspek pengoperasian dan perawatan PLTS terpusat, sehingga nanti dapat diterapkan di PLTS yang akan dibangun di desanya masing-masing serta memberikan manfaat bagi lingkungan rumah tinggal mereka," ungkap Laode.
Sementara itu, Head of Environment Unit UNDP Indonesia, Aretha Aprilia menyampaikan bahwa UNDP sepenuhnya mendukung upaya Pemerintah mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan. "Inisiatif ini kemudian diturunkan menjadi berbagai kebijakan, program, dan proyek terkait pemeliharaan lingkungan hidup, pengentasan kemiskinan dan pengembangan pemanfaatan energi bersih, termasuk Proyek ACCESS," ujarnya.
Lebih lanjut Aretha menyampaikan bahwa kesiapan para operator ini akan menjadi komponen penting dalam pengoperasian PLTS yang rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2022. Diharapkan pada tahun 2023, kita dapat merealisasikan penyediaan energi bersih yang berkelanjutan bagi lebih dari 3000 keluarga di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah.SB/REDAKSI
Bagikan