By GusAr
23 January 2021
SuratanBali.Com, KLUNGKUNG - Kehadiran Gubernur Bali, Wayan Koster di Kabupaten Klungkung mendapatkan sambutan yang antusias dari masyarakat, termasuk Ketua DPRD Kabupaten Klungkung, Anak Agung Gde Anom, SH hingga Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta.
Karena Gubernur Bali, Wayan Koster sudah mampu memberikan kontribusi positif untuk Kabupaten Klungkung, khususnya di Kawasan Eks Galian C Gunaksa yang akan disulapnya menjadi Pusat kebudayaan Bali (PKB) di Kabupaten Klungkung, dan hal ini merupakan sebuah mahakarya monumental pada era terkini sebagai program prioritas pembangunan adat istiadat, seni-budaya dan kearifan lokal Bali, sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Dalam acara Sosialisasi Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Subyek dan Obyek Pengadaan Tanah Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) dan Kelanjutan Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Tukad Unda dan Waduk Muara Unda Tahun 2021 yang berlangsung di Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya, Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, Kamis ( 21/1), Gubernur Wayan Koster yang didampingi langsung oleh Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom menyatakan Pembangunan (Pusat kebudayaan Bali, red) ini hanya akan terjadi dalam satu kali perjalanan hidup, generasi berikutnya hanya perlu memelihara dan memanfaatkan secara bijak. "Mungkin dalam perjalanan sejarahnya, hanya 500 tahun sekali akan ada pembangunan monumental seperti ini lagi,” kata Gubernur Koster seraya menyatakan layaknya Candi Prambanan atau Borobudur, pembangunan sebuah karya monumental hanya bisa berjalan dengan restu dari alam melalui tangan orang-orang yang punya niat tulus dan lurus.
Lebih lanjut mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini dihadapan ratusan warga pemilik lahan, dan Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom membeberkan bahwa sejak dulu lokasi ini akan digunakan untuk berbagai proyek, gak pernah jadi itu, karena niat yang tidak baik dan alam tidak merestui. Tanah ini sudah terhitung terlantar sejak 1963. Sekarang ini, saya ambil langkah, ngayah total sekala lan niskala dengan niat baik dan konsep yang baik, agar kawasan ini lebih bermanfaat tak hanya bagi Bali, tapi nasional dan bahkan dunia.
"Astungkara berjalan dengan mulus,” kata Gubernur Bali lulusan ITB Bandung ini sambil menginformasikan desain pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini dibuat oleh arsitek terkenal, orang Bali, dan ngayah tanpa biaya. Mengenai pembiayaan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini akan disokong dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar RP 2,5 triliun. Sedangkan untuk normalisasi Tukad Unda, dibantu oleh Kementerian PU yang menelan dana Rp 270 Miliar, dan dilanjutkan dengan pembangunan waduk muara.
Jadi nantinya kawasan ini dirancang agar tidak terjadi longsor, banjir aliran lahar, dan lainnya. Kawasan Pusat Kebudayaan Bali juga akan berdiri di atas lahan seluas 320 hektar, dan di desain dengan memiliki fasilitas hutan buatan, taman, fasilitas seni, pameran, kuliner UMKM hingga waduk dan pelabuhan hingga menjadikan kawasan ini sebagai kawasan lengkap yang mengimplementasikan filosofi dari visi pembangunan Bali tersebut.
“Dari Atma Kertih hingga Wana Kertih-nya ada, lokasinya pun luar biasa baik, Nyegara Gunung, dan saya sudah cek di seluruh Bali tidak ada lagi lokasi sebaik ini,” sebutnya seraya menyatakan dari kacamata sejarahnya, pembangunan Pusat Kebudayaan Bali yang di pusatnya di Kabupaten Klungkung merupakan cerminan dari masa Pemerintahan Raja Dalem Waturenggong, dimana kebudayaan Bali saat itu berkembang hingga mencapai masa keemasaannya di era Kerajaan Gelgel.SB/Redaksi