By GusAr
03 April 2023
SuratanBali.Com, DENPASAR - I Made Nariana yang menjabat sebagai Ketua KONI Badung memberikan dukungan atas keputusan Gubernur Bali, Wayan Koster yang tegas menyatakan ‘Tidak Menolak Kejuaraan Dunia FIFA U-20’, dan menyampaikannya surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, tanggal 14 Maret 2023, yang esensinya memohon kepada Bapak Menpora agar mengambil kebijakan melarang Tim Israel ikut bertanding di Bali, dengan dasar : pertama, untuk menghormati konstitusi UUD Negara Republik Indonesia 1945 dalam Pembukaan Alinea Kesatu, bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Prinsip ini dipegang teguh oleh Bung Karno sebagai Bapak Bangsa; kedua, Israel menjajah Palestina berpuluh - puluh tahun lamanya, yang tidak menghormati kedaulatan dan kemanusiaan Bangsa Palestina, yang tidak sesuai dengan garis politik Bung Karno; dan ketiga, bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Made Nariana juga menyatakan bahwa kita semua sebetulnya mencintai sepak bola, tetapi kalau ada kepentingan yang lebih luas dan besar, tentu bisa dipertimbangkan. “Sekarang dengan adanya pro kontra atas rencana Piala Dunia U-20 di Indonesia, yang salah satunya Bali akan dijadikan tempat pertandingan, Saya pikir itu wajar – wajar saja,” kata Made Nariana seraya menyatakan ada dua Gubernur, yakni Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah yang melakukan penolakan terhadap Tim Israel di Piala Dunia U-20, sehingga atas hal ini beliau tidak menolak Piala Dunia U-20 di Bali dan di Indonesia, namun hanya menolak Tim Israel.
Made Nariana juga menyinggung soal sikap FIFA. FIFA sendiri dikatakan tokoh asal Mengwi, Badung ini sedang bermain politik sebetulnya. Waktu Piala Dunia Qatar, Rusia tidak diperbolehkan bermain. “Lalu kenapa, kalau kita meminta Israel tidak boleh main di Indonesia? Sebetulmnya bisa juga. Nah inilah persoalan yang Saya lihat dan ikuti di media sosial,” ujar Nariana yang juga merupakan salah satu jurnalis senior di Bali.
Made Nariana pula menilai, bahwa alasan Bali terutama Bapak Gubernur Bali menolak Tim Israel bertanding di Bali, Pertama, Saya fikir itu ada sifat kesejarahan juga, dimana Bung Karno sejak lama tidak setuju kalau Israel diikutikan dalam kejuaraan yang diadakan di Indonesia. Karena dianggap Israel itu tidak mengakui Kemerdekaan Palestina, padahal pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 kita menyangkut perdamaian dunia, dimana seluruh negara harus merdeka.
Kedua, menyangkut keamanan Bali sendiri. “Kita baru saja habis Covid-19 selama dua setengah tahun, dan merangkak maju kedepan pariwisata kita, kalau nanti benar sesuai intelijen Israel bahwa, kalau Israel bermain di Bali dan di Indonesia akan diganggu oleh kaum ekstremis atau kaum radikal di dunia dan di Indonesia, kan nama Bali akan hancur. Saya membaca yang terakhir, bahwa bukan sekedar karena penolakan ini, tetapi sejak lama atau sebelumnya intelijen Israel katanya sudah mengendus bahwa kalau Israel bermain di Indonesia akan diganggu atau jangan – jangan lebih serem lagi. Kalau itu yang terjadi di Bali, dan kita pengalaman sudah dua kali Bali di bom oleh kaum radikal, maka Bali kita akan hancur,” ungkapnya seraya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk harus memahami masalah ini secara lebih mendalam.
Berbicara sepak bola, Made Nariana menyatakan sangat mencintai sepak bola. Bahkan dirinya berfikir, bahwa FIFA juga grasa – grusu dalam keputusan. Semestinya, pengalaman Piala Dunia di Qatar dijadikan sebagai pengalaman yang berharga juga bagi FIFA, jangan pilih kasih dan seharusnya tetap dilakukan di negeri kita.
Berikutnya Saya fikir, mengenai pendapat – pendapat di masyarakat bahwa sepak bola jangan dikait – kaitkan dengan politik atau politik jangan menganggu olahraga. “Saya kira itu tidak benar, Saya sudah ikut berpolitik hampir setengah abad kehidupan Saya ini, Saya jadi jurnalis juga lebih dari setengah abad, Saya mengikuti bagaimana politik ikut mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat, jangankan masalah olahraga yang begitu besar pengaruhnya terhadap masyarakat, kadang – kadang di rumah tangga pun kita berpolitik. Sebab banyak hal – hal yang terjadi, karena kondisi politik lah kadang – kadang dunia olahraga itu terganggu atau olahraga menganggu kondisi politik suatu masyarakat dan itu terjadi di suatu daerah,” jelas Made Nariana yang siaran persnya dimuat tanggal 3 April 2023.
Ketiga, yang Saya ingin katakan juga ternyata pembatalan FIFA mengenai Piala Dunia U-20 di Indonesia dan di Bali khususnya, tidak ada kaitan dengan apa yang diucapkan oleh Bapak Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah. “Dalam pengumuman FIFA tidak ada menyebut soal Israel, yang disebut malahan kasus Kanjuruhan yang terjadi di Malang tahun 2022. Saya kira itu yang harus Saya sampaikan, sehingga kita semua harus berjiwa besar terhadap keputusan FIFA ini, mari sekarang tunjukan kita tetap bisa bermain sepak bola dan bahkan lebih fokus kita bisa meningkatkan prestasi, serta dijadikan pembelajaran oleh semua pihak,” tutupnya.SB/REDAKSI