By GusAr
09 November 2022
SuratanBali.Com, DENPASAR - Sepanjang Bagi Kepentingan Nasional masyarakat Bali pasti mendukung sepenuhnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara negara Group of Twenty (G20) , Demikian disampaikan praktisi hukum Dr. I Made Pria Dharsana, SH, M. Hum, di Denpasar, Senin 7 November 2022.
Kata dosen Fakultas Hukum Universitas Warmadewa ini, Masyarakat Bali tidak pernah punya pretensi negatif, terhadap apakah kegiatan itu sepenuhnya memberi nilai yang begitu besar bagi masyarakat Bali atau tidak, "Sepanjang itu mempertaruhkan nama Indonesia di dunia internasional, masyarakat Bali akan mendukung sepenuhnya."
Bila belajar dari sejarah, masyarakat Bali sudah lama menerima tokoh-tokoh dari luar negeri, bahkan waktu jaman kolonial banyak tokoh warga negara asing ada di Bali, seperti Adrien-Jean Le Mayeur, Rudolf Bonnet, Walter Spies, bahkan mereka sampai menetap di Bali, "Waktu itu Bali lebih dikenal dari Indonesia."
Kata Pria Dharsana , Bali sudah terbiasa jadi tuan rumah atau host, "Apapun kegiatan yang dilakukan di Bali, termasuk kegiatan bertaraf International, Bali selalu siap menyelenggarakan dan menyukseskannya
Walau sesungguhnya tidak semua bisa ditangani masyarakat Bali sepenuhnya, namun masyarakat Bali sudah terbiasa bekerjasama dengan berbagai pihak, jelas Doktor lulusan Universitas Indonesia ini.
Terkait perhelatan KTT G20, seharusnya menjadi kesempatan yang luar biasa bagi civitas akademik, "Karena KTT G20 tidak serta merta akan ada lagi tahun depan, 20 tahun lagi baru akan kita dapatkan kesempatan sebagai Presidensi."
Ini proses bergilir, bahwa sebagai tuan rumah itu akan diberikan pada negara negara keanggotaan G20. Indonesia pada pemerintahan Jokowi - K.H. Ma'ruf Amin ini menjadi presidensi dan tuan rumah dari tahun 2021 hingga pertengahan bulan ini.
"Dan kepercayaan itu tidak mudah kita terima. Seluruhnya ada kegiatan yang harus dilakukan sepanjang tahun. Dalam Presidensi G20 ini, ada ekonomi, ekonomi kreatif, kenegaraan, pariwisata, kemudian energii yang terbarukan."
Sebagai akademisi kata Pria, sepertinya tidak hanya masyarakat umum, tapi juga akademisi bisa mengambil manfaat perhelatan KTT G20 dengan melibatkan diri, memberi masukan dan memberi pandangan-pandangan, terhadap bagaimana sumber daya alam kita, bagaimana investasi yang dimasukan ke Bali dan ke Indoneaia, "Agar kegiatan ini tidak sepenuhnya menguntungkan investor, tapi juga penambah bagi peningkatan ekonomi masyarat kita, tidak saja hari ini, juga untuk 30 atau 50 tahun ke depan."
Harus diakui, jelas Pria Dharsana yang seorang notaris ini, banyak sekali negara-negara yang tidak bisa bangkit sstelah pandemi COVID-19, maka terjadilah ancaman krisis dunia. Sedangkan di Indonesia, dengan kebijakan Presiden Jokowi yang tidak menutup semua akses dan seluruh kegiatan ekonomi. Dengan tehnik buka tutup ini, memberi kesempatan sepenuhnya masyarakat turut ambil bagian dab bukan tanggung jawab negara semata.
Presiden Jokowi sudah menunjukan perannya di dunia Internasional dengan berani hadir di tengah perang Rusia dengan Ukraina, karena perang ini tidak saja mempengaruhi kawasan di sekitarnya, tapi juga ancaman resesi dunia.
Dunia juga sedang perang energi, juga berkurangnya pasokan pangan, "Oleh karena itu, apa yang dilakukan Jokowi adalah persiapan yang sudah diperhitungkan kedepan dengan membuat ladang pangan.
Dalam peran yang dilakukan Presiden Jokowi adalah menunjukan netralitas saat adanya konflik, "sehingga sebagai pemegang mandat Presidensi G20 ini, Presiden Jokowi telah menjalankan perannya dengan baik." (*)SB/REDAKSI