SuratanBali.Com, DENPASAR - Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster menjadi narasumber dalam dialog interaktif RRI Denpasar yang mengangkat tema “Cegah Radikalisme Dengan Merajut Kebhinekaan“ di Stasiun RRI Denpasar pada, Selasa (20/12).
Mengawali dialognya, Ny. Putri Koster menyampaikan bahwa paham radikalisme yang belakangan ini sering muncul kepermukaan, sangat berdampak pada generasi muda kita. Terlebih dengan keberagaman suku, agama serta ras yang kita miliki, sangat rawan disusupi paham radikalisme yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Upaya pencegahan paham radikalisme khususnya di kalangan generasi muda dapat dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga yang merupakan benteng pertahanan bangsa. Untuk itu sangatlah penting bagi para ibu dan kader PKK untuk paham apa itu radikalisme serta upaya yang dapat kita lakukan untuk pencegahan penyebarannya sehingga generasi muda kita tidak mudah terpengaruh dan di pecah belah.
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menambahkan paham radikalisme yang melakukan provokasi dan memperkeruh suasana dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu upaya pencegahan di tingkat keluarga yang dapat kita lakukan adalah dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan memperkuat karakter anak anak kita. Kader PKK berperan penting dalam memberikan edukasi untuk mengembalikan jati diri bangsa sehingga para generasi muda tumbuh menjadi anak yang memiliki sopan santun, berkepribadian, berkarakter , tidak mudah dihasut dan loyal terhadap bangsanya.
Bunda Putri juga menambahkan masifnya perkembangan dunia digital juga merupakan salah satu hal yang harus kita waspadai dalam upaya pencegahan paham radikalisme. Untuk itu tanamkan sejak dini agar anak anak belajar untuk memfilter ataupun menyaring informasi yang beredar di dunia maya khususnya informasi yang sifatnya mengadu domba. Kemajuan digital hendaknya membantu kita dalam meningkatkan kualitas hidup kita dan bukan sebaliknya menjajah kita. Demikian halnya dengan keragaman yang kita miliki juga kita jadikan kekuatan dan kekayaan bangsa bukan sebaliknya menjadi pemicu terjadinya perpecahan.SB/REDAKSI
Bagikan