SuratanBali.Com, DENPASAR - Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster tampil sebagai narasumber pada dialog "Penangulangan Rabies Berbasis Keluarga" secara LIVE di RRI Denpasar, Kamis (26/1).
Selain Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, juga hadir dua pembicara lainnya, yakni Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Nyoman Gede Anom dan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, dalam dialog tersebut menyampaikan bahwa penangulangan rabies menjadi atensi TP PKK Bali karena organisasi ini merupakan partner pemerintah dalam menyukseskan berbagai program pembangunan. Lebih dari itu, program penanggulangan rabies terkait erat dengan kesehatan keluarga yang masuk dalam program pokok PKK.
“Ini sangat terkait dengan gerakan PKK. Karena seperti yang kita ketahui, rabies menjadi ancaman serius bagi kesehatan keluarga dal lingkungan,” ucap Ny. Putri Koster seraya menyatakan bahwa dirinya terpanggil untuk melakukan sosialisasi melalui sejumlah media baik media cetak maupun media elektronik agar masyarakat lebih paham tentang rabies dan penanganannya.
Selanjutnya, pada kesempatan ini istri Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan, bahwa rabies sudah terlalu lama menjadi momok ditengah masyarakat. Rabies muncul sejak tahun 2008, dan hingga saat ini penyakit yang menular melalui hewan berdarah panas seperti anjing, kucing dan kera tersebut masih menghantui masyarakat Bali.
Menyikapi hal ini, Ny. Putri Koster memandang perlu adanya satu sistem seperti yang dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. “Kita menjadi daerah yang terbaik dalam penanganan Covid-19 dan mendapat apresiasi pemerintah pusat. Oleh karenanya saya berharap penanganan rabies juga memiliki tata cara dan pola yang hampir serupa, sehingga rabies tidak lagi menjadi momok yang nantinya secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat wisatawan,” ungkapnya.
Satu hal yang bisa diadopsi dari sistem penanganan Covid-19 adalah peran aktif desa adat dan desa dinas sekaligus masyarakat itu sendiri. “Kita buat sistem berbasis desa adat yang mensinergikan semua kekuatan, mulai dari desa adat, desa dinas termasuk masyarakat itu sendiri harus peka terhadap hewan pembawa rabies. Karena jika berjalan secara parsial, maka ini tidak akan tertangani dengan maksimal,” tegasnya.
Selebihnya, Ny. Putri Koster juga menyinggung pentingnya pemberdayaan keluarga dalam penanggulangan rabies. Keluarga sebagai basis terkecil dari masyarakat dan berinteraksi langsung dengan hewan peliharaan khususnya anjing, harus memiliki pemahaman yang baik terkait tata laksana pencegahan rabies. “Edukasi harus terus kita lakukan dan kami dari PKK akan intens memberi sosialisasi yang berkaitan tersebut,” imbuhnya.
Selanjutnya, pendamping orang nomor satu di Bali ini, juga mengajak masyarakat pecinta untuk rajin-rajin memperhatikan kesehatan hewan peliharaan dengan baik. “Jika kita senang dengan hewan peliharaan, maka jangan tampilan fisiknya saja yang diutamakan, namun lebih kepada kesehatannya juga harus diperhatikan agar bebas dari paparan rabies,” sarannya sembari berharap agar regulasi yang bekaitan dengan tata laksana masuknya anjing ras ke Bali diimplementasikan dengan baik. Dengan demikian, ia berharap Bali secepatnya bisa menjadi daerah yang bebas dari penyebaran rabies.SB/REDAKSI
Bagikan