By GusAr
04 November 2022
SuratanBali.Com, INDONESIA - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan dukungan yang sangat penuh atas penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Dukungan tersebut diberikan karena upaya Indonesia yang terus mendorong adanya percepatan pemulihan global di tengah kondisi serba sulit seperti sekarang.
Beberapa waktu lalu, terdapat pertemuan yang diselenggarakan langsung di Headquarters of The United Nations, New York, Amerika Serikat, antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres.
Banyak hal yang diperbincangkan oleh kedua tokoh tersebut, beberapa diantaranya adalah mengenai bagaimana dinamika geopolitik yang terjadi hingga berdampak pada geoekonomi, termasuk juga dampak krisis global. Tidak lupa, Menko Airlangga menyampaikan seperti apa perkembangan dan persiapan penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Menyambut kunjungan yang dilakukan oleh Menko Perekonomian RI tersebut, Antonio kemudian menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung penuh penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Dirinya menjelaskan bahwa PBB memiliki solidaritas yang penuh untuk mendukung bagaimana kepemimpinan Indonesia dalam ajang internasional tersebut. Bahkan, dia juga sempat memberikan apresiasi pada bangsa ini bahwa semua hal yang selama ini sudah dilakukan menjadi pencapaian diplomatik luar biasa bahkan di tengah kondisi global yang serba tidak menentu seperti sekarang.
Bukan hanya takjub dan memberikan apresiasi karena Indonesia mampu memperoleh capaian diplomatik yang besar di tengah kondisi global serba sulit, namun bahkan langkah-langkah dari Tanah Air untuk bisa memimpin forum negara internasional bahkan mempersiapkan untuk bisa menjawab seluruh tantangan dunia yang semakin hari kian kompleks.
Sekjen Guterres juga menyampaikan rasa simpati dan keprihatinan atas berbagai tantangan global yang terjadi dalam masa kepemimpinan Indonesia pada G20, yang saat ini berlangsung dalam instabilitas geopolitik dunia, krisis multidimensi, dan proses pemulihan pasca pandemi COVID-19.
Sekjen PBB menyempatkan diri untuk menyampaikan perkembangan di berbagai sektor mencakup keuangan, perubahan klim, emerging economies dan transisi energi, dimana Indonesia juga terlibat di dalamnya. Sekjen PBB juga meminta dukungan Indonesia dan negara berkembang besar lainnya seperti Brasil, India, dan Afrika Selatan untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengatasi dampak climate change. Selama ini PBB telah menjalin komunikasi dan memberikan dukungan terhadap isu climate change, dan kedepannya siap memperdalam kolaborasi dengan G20 pada isu penting ini.
Sebagai informasi, Presidensi G20 Indonesia sendiri memang mengawal tiga buah isu yang secara prioritas dibahas; isu pertama yakni mengenai arsitektur kesehatan global karena memang baru saja dunia dihantam oleh badai pandemi COVID-19 sehingga tentu harus ada banyak cara agar pandemi tidak kembali terjadi di kemudian hari.
Menko Airlangga juga menambahkan bahwa Indonesia bahkan dalam Presiden G20 tersebut berhasil untuk membuat usulan mengenai Financial Intermediary Fund (FIF), yang mana hal tersebut diperuntukkan sebagai dana kesiapsiagaan, pencegahan dan respon terhadap pandemi dengan besaran dana hingga senilai 1,4 miliar US Dollar.
Kemudian isu kedua yang secara prioritas dibahas dalam G20 yakni mengenai transisi energi berkelanjutan karena sejauh ini hampir seluruh negara di dunia masih terus memanfaatkan energi yang berbahan fosil, yang mana sifatnya terbatas dan proses pengolahannya pun bisa memproduksi karbon dioksida sehingga sangat tidak baik untuk keberlanjutan lingkungan.
Lebih lanjut, isu prioritas lainnya yang dibahas adalah terkait dengan transformasi digital dan ekonomi. hal tersebut dinilai menjadi suatu hal yang sangat penting karena memang di jaman saat ini tidak bisa dipungkiri kalau seluruhnya sangat penting untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital modern. Bahkan hampir seluruh aspek kehidupan manusia pasti berperan di dalamnya sektor digital.
Apabila setiap negara mampu melakukan transformasi digital, maka tentu jargon utama dari keberlangsungan Presidensi G20 Indonesia, yakni ‘Recover Together, Recover Stronger’ menjadi lebih mudah untuk diraih karena dengan itu, maka secara otomatis tidak akan ada lagi negara yang tertinggal dan semuanya bisa menyongsong pemulihan secara bersama-sama.
Indonesia pun, menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, dalam melaksanakan peran sebagai Presidensi G20, terus melakukan koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang lebih seimbang, mendorong G20 lebih adaptif terhadap krisis, dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum global.
Ternyata masih banyak hal lagi yang bisa dibanggakan oleh Indonesia di mata dunia, khususnya berkaitan dengan KTT G20. Menko Airlangga membanggakan bagaimana keberhasilan bangsa ini untuk terus mempertahankan pasokan pangan yang menunjukkan bahwa memang ketahanan pangan yang dimiliki oleh Indonesia sangatlah kuat.
Meski digempur dengan banyaknya ancaman hingga risiko tingkat dunia termasuk adanya konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, nyatanya justru ketahanan pangan yang dimiliki oleh Indonesia dalam kondisi yang surplus. Hal tersebut diakibatkan oleh produksi pangan yang banyak dan juga ketersediaan pupuk ke depan yang sangat melimpah.
Dengan berbagai keberhasilan dan juga upaya keras yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam rangka memimpin Konferensi Tingkat Tinggi G20 tersebut, membuat Sekretaris Jenderal PBB memberikan dukungan yang sangat penuh atas berlangsungnya Presidensi G20 Indonesia karena tujuannya terus mendorong pemulihan dunia di tengah kondisi ancaman krisis multidimensional.SB/REDAKSI