SuratanBali.Com, BULELENG - Tradisi “Nyurat” atau menulis Aksara Bali di daun lontar sudah sangat jarang ditemui. Terlebih kepada generasi muda Buleleng sekarang ini yang lebih tertarik dengan perkembangan teknologi digital. Ditambah generasi muda terutama pelajar yang tengah memasuki libur panjang juga lebih condong melakukan kegiatan bermain ataupun bersantai menikmati liburan.
Melihat kondisi itu, Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Gerokgak bersinergi dengan Pemerintah Kecamatan Gerokgak menggelar Kriyaloka (pelatihan dan pembinaan) Nyurat Aksara Bali di Daun Lontar kepada pelajar SMP Negeri di Kecamatan Gerokgak, Selasa, (27/12), di Gedung Pertemuan Kantor Camat Gerokgak.
Hadir sebagai narasumber, Ketua Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng, Putu Pertama Yasa, menyampaikan kegiatan Kriyaloka Nyurat Aksara Bali di daun lontar itu merupakan program kerja Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng sebagai upaya melestarikan tradisi dan budaya Bali khusunya kepada generasi muda di Buleleng.
“Kami melihat generasi muda masih awam menulis lontar. Pada jam pelajaran Bahasa Bali di sekolah juga masih minim dilakukan. Jadi kami bersinergi dengan pemerintah kecamatan untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kepada generasi muda.” Terangnya.
Pertama Yasa menambahkan, kegiatan Kriyaloka Nyurat Aksara Bali di daun lontar itu sengaja dilaksanakan di tengah-tengah liburan sekolah untuk mengisi waktu luang hari libur pelajar agar berkegiatan positif. Sebelumnya, kegiatan yang sama juga telah dilakukan di wilayah Kecamatan Banjar.
Pihaknya berharap, melalui program-program yang telah dilakukan Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng dapat membangkitkan gairah generasi muda untuk turut serta melestarikan tradisi dan budaya Bali di tengah-tengah gempuran perkembangan teknologi digital.
“Kami berharap ke depannya kegiatan menulis aksara Bali di daun lontar kembali menjadi tradisi di kalangan masyarakat, terutama generasi muda kita. Kami sangat berharap semua pihak dapat mendukung program kami ini,” harap Pertama Yasa.SB/AAN
Bagikan