SuratanBali.Com, DENPASAR - Prof. Damriyasa membandingkan berbagai negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok hingga Thailand yang tetap menggunakan Bahasa, Aksara dan Sastra mereka masing-masing sebagai identitas negara.
"Hal itu juga harus dilakukan oleh Bali, sebagai sebuah kebanggaan, karena kita mampu memuliakan warisan leluhur. Sehingga di era Gubernur Bali, Wayan Koster melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan mengeluarkan Pergub Bali Nomor 80 tahun 2018, kini Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali benar-benar mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Provinsi Bali," jelas Koordinator Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S dihadapan Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster saat berkesempatan menjadi narasumber dalam program Dialog Denpasar Siang Ini dengan tema “44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, Memuliakan Bahasa, Kasara, dan Sastra Bali” di Studio RRI Denpasar, Denpasar pada, Senin (8/5/2023).
Untuk itu ia menekankan betapa pentingnya Aksara Bali sebagai media pendokumentasian kearifan lokal. “Bagaimana kita mengetahui kearifan lokal jika tidak mengetahui dan memahami aksara Bali,” imbuhnya. Di samping itu Bahasa dan aksara juga berpengaruh kuat untuk perkembangan pembangunan dan teknologi, serta berbagai kebijakan program, karena mengandung karakteristik sebuah daerah.
Hal senada juga diungkapkan oleh Drs. Gede Nala Antara, yang menegaskan bahwa Aksara dan Bahasa Bali sebagai sesuatu yang esensial, karena visi misi Pemprov Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali terdapat dalam lontar-lontar yang menggunakan Bahasa Bali dan saat ini telah menjadi landasan pembangunan di Bali.
Aksara Bali juga dikatakannya telah merekam berbagai kebudayaan dan tradisi di Bali dari masa ke masa, sehingga kita sebagai generasi penerus mengetahuinya dan mengadopsinya sebagai landasan pembangun kita di Bali.
Sehingga implementasi penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali juga dijelaskannya sudah sangat baik, dari mulai diluncurkan Pergub tersebut tahun 2018 hingga sekarang. Saat ini akasara Bali telah digunakan di semua papan nama di Bali dan ditulis di atas huruf latin, ini bukti bagaimana pemerintah telah berhasil memuliakannya.
Di samping itu, Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpin Gubernur Wayan Koster juga telah merekrut penyuluh Bahasa Bali yang disebar di 9 Kabupaten/Kota hingga telah melaksanakan Bulan Bahasa bali setiap tahunnya yang diselenggarakan di seluruh Bali. “Semua itu adalah bukti nyata keseriusan Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dalam hal pelestarian budaya Bali terutama Bahasa, Aksara dan Sastra Bali,” tutupnya.SB/REDAKSI
Bagikan