By GusAr
05 September 2022
SuratanBali.Com, DENPASAR - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede menghadiri Upacara Pemelaspas Gedong Ratu dan Tembok Penyengker Pura Puseh Desa Adat Sumerta, Minggu (4/9). Hal ini serangkaian pelaksanaan Restorasi Pelinggih Gedong Ratu dan Pembangunan Tembok Penyengker yang telah rampung dikerjakan.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Camat Denpasar Timur, I Made Tirana, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, IB Alit Antara serta undangan lainya. Rangkaian upacara pemelaspasan diawali dengan Mendem Dasar dan Pedagingan oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dilanjutkan dengan Nuntun Ida Bhatara, Ngayab dan Persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing, Griya Tegal Jingga, Denpasar.
Bendesa Adat Sumerta, I Wayan Butuantara didampingi Ketua Penyatusan Pangemong Pura Puseh Desa Adat Sumerta, I Wayan Mendra menjelaskan, Pura Puseh Desa Adat Sumerta merupakan pura yang diamong oleh dua Desa Adat. Yakni Desa Adat Sumerta dan Desa Adat Tanjung Bungkak. Dimana, pelaksanaan Restorasi Pelinggih Gedong Ratu ini merupakan upaya untuk menjaga situs Cagar Budaya.
"Tentu hal ini berkaitan dengan Gedong Ratu Pura Puseh Desa Adat Sumerta termasuk didalam situs cagar budaya, karena itu dalam perbaikanya digunakan sistem restorasi yang didampingi oleh Tim Cagar Budaya Kota Denpasar," jelasnya
Pihaknya turut mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses restorasi Pelinggih Gedong Ratu dan Pembangunan Penyengker ini. Sehingga dalam prosesnya dapat berjalan lancar dan sampai pada upacara pemelaspasan.
"Kami mengucapkan terimakasih atas kesediaan semua pihak dalam mendukung pelaksanaan restorasi dan pembangunan ini, sehingga dapat berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kita bersama," ujarnya
Sementara, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat dalam mendukung restorasi dan pembangunan di Pura Puseh Desa Adat Sumerta. Hal ini sesuai dengan Visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan sepirit Vasudhaiva Khutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.
Pihaknya mengatakan bahwa upacara pemelaspasan serangkaian rampungnya Restorasi dan Pembangunan Tembok Penyengker ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga dapat menjadi momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.
"Dengan pelaksanaan upacara pemelaspasan ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Jaya Negara.SB/REDAKSI