SuratanBali.Com, KARANGASEM - Salak Desa Sibetan, Karangasem ditetapkan sebagai warisan sistem pertanian dunia oleh FAO.
"Saya mengungkapkan kebanggaan atas penetapan salak Desa Sibetan sebagai warisan sistem pertanian dunia oleh FAO. Salak merupakan komoditas unggulan dengan luas lahan 4.188 hektar dan produksi tahunan mencapai 240.608 kuintal. Pengakuan ini menjadi tantangan untuk menjaga kelestarian dan kualitas salak," ungkap Plt Bupati Karangasem, Dr. I Wayan Artha Dipa, SH., MH., saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) di Bukit Sorga, Br. Dinas Tanah Ampo, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem pada, Jumat (11/10) yang dihadiri oleh perwakilan dari FAO Indonesia dan Timor Leste, serta pejabat dari Kementerian Pertanian, Bappenas, dan Kemenko PMK.
Artha Dipa juga menekankan pentingnya sektor pertanian bagi ekonomi Karangasem, mengingat 41% penduduk bergantung pada pertanian. Koordinasi ini diharapkan menghasilkan langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan GIAHS di Karangasem, khususnya menghadapi tantangan modern seperti alih fungsi lahan dan regenerasi petani muda.SB/REDAKSI
Bagikan